PETROKIMIA GRESIK BANGUN PABRIK ASAM FOSFAT SENILAI 179 JUTA DOLAR AS

25 Februari 2013 09:01 / http://kominfo.jatimprov.go.id / 11450x dilihat

Guna memenuhi kebutuhan pupuk nasional, PT Petrokimia Gresik terus berupaya meningkatkan produksinya. Salah satunya dengan membangun pabrik baru unutuk memproduksi asam fosfat sebagai bahan baku pupuk phonska. Tak tanggung-tanggung, investasi untuk membangun pabrik baru itu senilai 179 juta Dolar AS.

“Proyek revamping (perluasan pabrik) ini bertujuan memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik NPK phonska yang selama ini masih dipenuhi dari impor. Revamping asam fosfat juga akan menghemat devisa dengan pengurangan jumlah impor," kata Direktur Utama PT Petrokimia Gresik, Hidayat Nyakman saat pemancangan tiang pancang pertama di Gresik, Sabtu (23/2).

Menurut dia, selama ini kebutuhan asam fosfat untuk produksi NPK phonska masih mengandalkan impor, karena bahan bakunya belum tersedia dalam jumlah cukup. Menurutnya, sepanjang 2012 impor asam fosfat mencapai 225 ribu ton dari Jordan, Maroko, Afrika Selatan, Filipina dan India. Dengan kurs Rp 9.378 per dolar AS dan harga asam fosfat (100% P2O5) internasional 556,77 dolar AS per ton, Petrokimia Gresik menghabiskan 236,4 juta dolar AS atau Rp 2,2 triliun dalam setahun hanya untuk impor asam fosfat. "Pabrik baru ini akan dapat memangkas biaya impor dan menambah devisa," ungkapnya.

PT Petrokimia Gresik (persero) menunjuk Wuhuan Engineering Co Ltd dari China sebagai kontraktor pembangunan pabrik asam fosfat. Proyek perluasan pabrik asam fosfat itu diprediksi bakal selesai 30 bulan. Artinya jika proyek telah dimulai Desember 2012 lalu, maka diperkirakan selesai pada pertengahan 2015. Karena biaya investasinya besar, Petrokimia Gresik menggandeng Bank Central Asia (BCA) untuk membiayai proyek tersebut dengan porsi sebesar 70% dari keseluruhan biaya. Sisanya yang 30 persen berasal dari dana perusahaan.

Menurut dia, saat ini perusahaan plat merah itu telah mampu memproduksi pupuk yang berbasis phospat sebanyak 3,27 juta ton per tahun yang terbagi dalam dua bentuk yaitu untuk NPK Phonska sebesar 2,77 juta ton dan SP 36 sebesar 500.000 ton. Namun, produksi pupuk tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan pupuk nasional.

“Untuk dapat memproduksi sesuai dengan kapasitas, diperlukan tambahan bahan baku asam fosfat kurang lebih sebesar 400.000 ton per tahun. Sehingga penambahan pabrik baru ini dapat mencukupi kebutuhan asam fosfat sebagai bahan baku pupuk NPK phonska,” tukasnya.

Gubernur Jatim, Dr H Soekarwo mendukung penuh pembanguan pabrik asam fosfat tersebut. “Jika bahan baku pupuk bisa diproduksi sendiri akan menghemat biaya dan menekan angka impor. Sehingga, jika bahan baku bisa dipenuhi sendiri, maka harga pupuk bisa lebih murah,” ujarnya.

Jika harga pupuk lebih murah, kata Pakde Karwo, maka NTP (nilai tukar petani) bakal meningkat. “Soal NTP Jatim memang masih rendah dan bahkan kita masih kalah dari Jawa Barat yang memang lebih tinggi,” ujarnya.

Selain itu, dengan pupuk yang berkualitas diharapkannya pula dapat meningkatkan indeks pertanian. “Jika sebelumnya indeks pertanaian Jatim masih 1,8 tahun depan (2014) ditarget bisa meningkat 2,3 dengan luas tanam dari 1,97 juta hektar menjadi 2,3 juta hektar,” katanya. (afr)

http://kominfo.jatimprov.go.id/watch/34307

Berita Terbaru

24 Nov 2024
Menang Telak, Tim Voli Putri Petrokimia Gresik Pupuk Indonesia (PGPI) Kembali Juarai Livoli Divisi Utama 2024
24 November 2024 15:42 / Komunikasi Korporat PG / 3x dilihat
23 Nov 2024
Dorong Perkembangan Olahraga Senam, Petrokimia Gresik Apresiasi Prestasi Atlet Persani Jawa Timur
23 November 2024 15:05 / Komunikasi Korporat PG / 5x dilihat
22 Nov 2024
22 Nov 2024