Seperti diketahui, di Kabupaten Bojonegoro program GP3K telah dicanangkan sejak tahun 2011 atau tiga tahun terakhir. Hasilnya, beberapa lokasi yang menjadi sasaran, hasil panennya cukup memuaskan. Apalagi, pola pupuk berimbang, khususnya dengan NPK Phonska produksi PT Petrokimia Gresik, bisa membuat panen tambah bagus.
Ketua Kelompok Tani Karya Makmur, Desa Penganten, Kecamatan Balen, Bojonegoro, Abdul Wahid, membenarkan hal itu. Menurutnya, setelah sekitar 26 tahun mayoritas petani menggunakan pupuk Urea, kesuburan tanah mengalami penurunan yang berakibat pada kualitas dan kuantitas hasil pertanian.
“Hasil sebelum menggunakan NPK Phonska sesuai yang dicanangkan dalam program GP3K, tiap kali panen hanya berkisar 7,5 ton/Hektare. Namun, setelah mengikuti program GP3K dan menggunakan NPK Phonska, produksi padi bisa mencapai 8,5 ton/Hektare,” ujarnya.
Diakui, tahun pertama penggunaan NPK Phonska atau pupuk berimbang, hasilnya tidak langsung serta merta mengalami peningkatan. Sebab, butuh waktu agar kesuburan tanah kembali stabil pasca penggunaan Pupuk Urea secara berlebihan.
“Ya, satu tahun pertama hasilnya tidak meningkat signifikan, baru setelah sekitar dua kali masa tanam dalam setahun, terjadi peningkatan. Oleh karena itu, saat ini luasan tanah sekitar 35 Hektare (Ha) terprogram GP3K, dengan sekitar 50 petani di Kelompok Tani Karya Makmur,” pungkasnya.
Rata-rata, petani yang mengikuti program tersebut sangat senang. Selain hasil melimpah, penjualan di pasaran juga bagus. Baik yang dijual dengan cara dipanen dulu atau langsung per hektare (tebasan,red). Oleh karena itu, pihaknya berharap program tersebut ditingkatkan, agar masyarakat yang hidup dari bertani kesejahteraan juga bertambah.
"Sangat bagus hasilnya, bisa ditanyakan langsung kepada anggota maupun petani yang mengikuti pemupukan berimbang, khususnya NPK Phonska produksi PT Petrokimia Gresik," jelas Wakhid, begitu ia biasa disapa. [lis/mad]