Dalam rangkaian kegiatan dalam rangka HUT PT Petrokimia Gresik (PG) ke 44 dan HUT ke 71 Kemerdekaan NKRI, PG menggelar acara wayangan semalam seuntuk bersama Ki Dalang Putut Puji Agusseno (Magetan) dengan lakon Gatotkaca Kalamaya pada Jum’at malam 26 Agustus 2016 di halaman depan SOR Tri Dharma PG.
Acara yang dibuka oleh Nugroho Christijanto, Dirut PG yang ditandai dengan Dirut PG menyerahkan wayang Gatotkaca ke Ki Dalang. Pada kesempatan ini tampak Pardiman, Dirkeu PG dan I Ketut Rusnaya, Dirprod PG serta undangan lainnya ikut menyaksikan pagelaran wayang tersebut.
Pagelaran wayang kulit dengan lakon Gatotokaca Kalamaya ini mengkisahkan perjalanan hidup Ksatria bernama Gatotkaca putra Werkudara, dimulai ketika masih bayi (Jabang tetuka) harus merelakan kehilangan masa kanak-kanak nya, untuk digembleng dan digodok di kawah Candra Dimuka oleh Bathara Narada di jadikan ksatria dewasa yang tangguh sakti mandra guna, jagonya para dewa di Kahyangan.
Ketika itu Prabu Kala Pracuna Raja Gilingwesi menyerang Kahyangan karena ingin menyunting Dewi Supraba, kesaktian Prabu Kala Pracuna tidak tertandingi oleh penghuni Kahyangan. Gatotkaca dengan kesaktiannya dapat menumpas Prabu Kala Pracuna dan wadyabalanya.
Dengan keberhasilan nya itu maka Bathara Guru berjanji memberi anugrah kepada Gatotkaca untuk di nobatkan sebagai penguasa di Kahyangan Selakandha Warubinangun.
Namun Raden Dewa Srani putra Bathara Guru dari Bathari Durga menuntut hak agar dia yang jadi penguasa di Kahyangan Selakandha Warubinangun.
Gatotkaca dengan keteguhannya sebagai satria dan kemantapan hati melakukan tapa brata.
Pada akhirnya Gatotkaca winisuda menjadi penguasa Kahyangan Selakandha Warubinangun membawa pada kondisi aman dan tentram.
Cerita pewayangan ini banyak mengupas filosofi hidup yang ada di Nusantara sebagai dasar kearifan lokal bangsa ini, yang perlu terus di gali demi menjaga tetap lestari. Jayajaya wijayanti, lebur dening pangastuti. isp.-