GRESIK – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meresmikan PT Petro Jordan Abadi (PJA) yang merupakan perusahaan patungan PT Petrokimia Gresik (PG) dengan Jordan Phosphate Mines Company (JPMC) Kerajaan Jordania. Kepemilikan saham masing-masing sebesar 50 persen.
Presdir PJA Pranowo Tri Nusantoro menyatakan, nilai total proyek tersebut mencapai USD 188,6 juta. Dana itu berasal dari equity PG dan JPMC serta pinjaman dari Bank Mandiri USD 129 juta. ’’PJA ini didirikan untuk memperkuat pabrik pupuk berbasis fosfat dan NPK PT PG agar dapat menjamin kebutuhan bahan baku fosfat yang selama ini sebagian besar masih diimpor,’’ katanya dalam acara peresmian pabrik Rabu kemarin (15/10).
Dia berharap pengoperasian PJA bisa meningkatkan produksi pupuk PG dalam menunjang program ketahanan pangan nasional. PJA akan memproduksi lima produk dengan produk utama asam fosfat yang berkapasitas 200 ribu metriks ton (MT) per tahun.
PJA juga mempunyai hasil samping berupa purified gypsum untuk memenuhi kebutuhan bahan baku industri semen domestik. Purified gypsum selama ini didatangkan dari luar negeri. Kehadiran PJA dapat menghemat devisa negara sekitar USD 75 juta per tahun.
Dirut PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Arifin Tasrif menyatakan, kebutuhan asam fosfat di tanah air terus naik. Saat ini mencapai 2,5 MT. ’’Pembangunan PJA ini menambah kapasitas menjadi 400 ribu MT. Total nanti menjadi 1 juta MT karena dapat pasokan masing-masing 200 MT dari PT Kaltim, PT Pusri, dan revamping milik PG yang akan diresmikan awal 2015,’’ jelasnya.
Dia memprediksi, kebutuhan ideal NPK untuk menyuplai pertanian, perlu 6 juta MT hingga 2050. Dengan utilisasi saat ini, suplai hanya mampu hingga 2030. ’’Karena itu, kita harus mengamankan posfat seperti sekarang ini. Gas kita juga masih ada. Ini bisa dimanfaatkan untuk pupuk urea. Untuk itu, seharusnya gas juga diutamakan untuk sektor ini,’’ ujarnya.
Dahlan menyatakan, tambahan kapasitas dari PJA digunakan untuk memenuhi kebutuhan pupuk di seluruh Indonesia dan menekan angka impor. ’’Jordania memang kaya dengan bahan baku ini. Allah memberi rezeki pada Jordan karena satu-satunya negara yang punya. Negara lain hanya ada sedikit,’’ ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Dahlan juga menyambut baik program PG yang merombak sistem tanam padi dan pengelolaannya. Program yang disebut cluster pertanian tersebut bertujuan mengelompokkan petani hingga lahannya menjadi 5 ribu hektare setiap cluster.
Menurut Dahlan, selama ini petani sering mengalami kesulitan untuk membeli pupuk karena faktor keuangan. ’’Petani yang ingin membeli pupuk pada harinya tidak punya uang sehingga mereka beli pupuk paling murah dengan kualitas buruk,’’ ungkapnya.