“Seandainya manajemen pupuk mau beli sumur gas yang dimiliki asing saya akan dukung. Saya rasa pihak perbankan juga akan dukung. Sehingga, industri pupuk bisa mengamankan bahan baku dari hulu,” kata Dahlan dalam acara Peresmian Perubahan Nama dan Logo Baru PT Pusri (Persero) dan Peluncuran Perdana Kemasan Produk Bersubsidi di Jakarta, Rabu (18/4/2012).
Dia mencontohkan, sumur gas bumi Kepodang bisa dibeli oleh Pupuk Indonesia.
“Dibelinya b to b saja. Bukan mengambil. Daripada tidak dibangun lebih baik dibeli saja. Beli tidak hanya pakai uang cash. Banyak cara. Mudah sekali. Pasokan aman dan harga tidak naik terus. Dipetakan untuk beli Kepodang. Karena saya dengar mau dijual. Waktu saya jadi dirut PLN mau beli sumur Kepodang. Kalau misalnya mereka mau ke arah sana saya setuju,” tandasnya.
Menanaggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero) Holding Company Arifin Tasrif mengatakan, saat ini perseroan masih mencari sumur gas yang potensial. “Saat ini kita masih cari sumur yang potensial. ESDM yang tahu sumber-sumber yang tidak komersil lagi, masih workable buat kita,” ucapnya.
Dia menambahkan, perseroan telah mengalihkan bahan baku energi ke batu bara. “Pengalihan bahan baku energi ke batu bara sudah direalisasikan di Gresik. Kalimantan Timur sedang pembangunan, dan sebentar lagi di Palembang,” terangnya.
Arifin menyebutkan, potensi penghematan gas dari konversi batu bara apabila dilakukan oleh PT Pusri Palembang adalah 41 MMSCFD, PT Petrokimia Gresik 20 MMSCFD, PT Pupuk Kujang 26 MMSCFD, PT Pupuk Kalimantan Timur 62 MMSCFD, dan PT Pupuk Iskandar Muda 43 MMSCFD.
Dahlan menilai, langkah tersebut merupakan terobosan yang bagus. “Ini salah satu pikiran out of the box. Gas menghasilkan pupuk dalam jumlah besar setara dengan sekitar tiga pabrik pupuk. Ide saya produsen pupuk bangun pembangkit batubara yang cukup banyak,” pungkasnya. (Sandra Karina/Koran SI/wdi)