Program yang diterapkan petani ini mampu menghasilkan panen padi hingga 9,1
ton/hektare.
VIVAnews - Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN),
Dahlan Iskan, mengaku puas terhadap hasil program pro beras BUMN yang diterapkan
petani di Bulak Ngudi Makmur dan Sidodadi, Dusun Seworan, Desa Triharjo,
Kecamatan Wates, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Program pro beras BUMN yang diterapkan petani itu mampu
menghasilkan panen padi hingga 9,1 ton per hektare, sehingga program tersebut
diterapkan di berbagai daerah di Indonesia.
Sebelum dilakukan program beras BUMN, biasanya dalam satu hektare terjadi
kemerosatan hingga 40 persen pada masa tanam pertama (MT I). Namun, setelah
diterapkan program beras BUMN pada MT II, sama sekali tidak terjadi kemerosotan.
Bahkan, hasilnya sangat memuaskan.
"Dengan manajemen pengelolaan
pertanian yang baik seperti pemupukan tepat waktu, penurunan hasil panen padi
tidak sampai satu persen atau kurang dari tiga kilogram untuk setiap
hektarenya," kata Dahlan Iskan, Rabu 13 Juni 2012.
Dengan hasil yang
cukup memuaskan, dia melanjutkan, program pro beras BUMN perlu diteruskan para
petani lain dan dikembangkan di berbagai daerah.
"Sekarang, kalau menghasilkan delapan ton atau 8,5 ton per hektare, berarti
ada tiga ton yang dari SHS (PT Sang Hyang Sri) tidak akan ambil, betapa
menguntungkannya. Selain petani, negara juga untung, karena beras menjadi
cukup," ujarnya.
Lebih lanjut, Dahlan menyatakan, dirinya akan
mengampanyekan program pro beras BUMN ini agar diterapkan secara nasional. Lima
daerah yaitu DIY, Jateng, Jabar, Jatim, dan Sulawesi Selatan menjadi prioritas.
Ada empat BUMN yang akan menangani yakni PT SHS, Pertani, Bulog, dan Pupuk
Indonesia.
Edi Budiono, Direktur PT SHS mengatakan bahwa pihaknya
menargetkan lahan binaan untuk program pro Beras BUMN seluas 500 ribu hektare di
seluruh Indonesia. Hingga Juni, sudah terdapat 348 hektare lahan binaan di Jawa,
Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi, dan Merauke.
"Kami optimistis target
di seluruh Indonesia akan tercapai. Karena jika dilihat luasannya sangat kecil
dibandingkan luas lahan pertanian di Indonesia yang mencapai 13 juta hektare,"
ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo, mengaku bahwa
kedatangan Dahlan Iskan dimanfaatkan untuk mengusulkan daerahnya sebagai proyek
percontohan. Ia juga menyampaikan usulannya agar beras untuk rakyat miskin bagi
warga Kulonprogo diambil dari beras yang dihasilkan warga setempat.
"Alangkah indahnya jika Kabupaten Kulonprogo dijadikan Pilot
Project. Usulan agar raskin Kulonprogo boleh diadakan oleh Gapoktan
Kulonprogo juga saya sampaikan kepada Pak Dahlan," katanya. (art)
http://bisnis.vivanews.com/news/read/324859-dahlan-iskan-puas-panen-pro-beras-bumn