PKG Ujicoba Program Terpadu Pertanian di Tulungagung

28 Januari 2014 09:21 / http://www.antarajatim.com / 7159x dilihat

27 Jan 2014 21:23:18| Ekonomi | Penulis : Destyan

Tulungagung (Antara Jatim) - Petrokimia Gresik (PKG) mengujicoba Program Integrasi Agribisnis Abadi di Tulungagung, Jawa Timur, untuk membantu petani meningkatkan produksi padi melalui program pemberdayaan petani benih.

Proyek ini melibatkan petani, distributor dan produsen pupuk yang terpadu dengan program Gerakan Peningkatan Produktivitas Pangan Berbasis Korporasi (GP3K) yang sudah lebih dulu dijalankan di wilayah itu.

"Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha tani," kata Dirut PKG, Hidayat Nyakman yang didampingi Menteri BUMN Dahlan Iskan pada acara "Uji Coba Program Integrasi Agribisnis Abadi" di Desa Bangun Jaya, Kecamatan Pakel, Kabupaten Tulungagung, Senin.

Menurut Hidayat, dalam program ini petani penangkar benih didorong untuk membudidayakan benih padi unggul.

PKG memberikan petani benih induk dan kawalan teknologi, kemudian distributor selain menyediakan pupuk dengan sistem pembayaran Yarnen (bayar setelah panen), juga membantu sarana produksi pertanian lainnya seperti pestisida serta membantu distribusi hasil pembenihan padi kepada kelompok tani yang tergabung dalam program GP3K.

Selanjutnya, kata dia, dengan kawalan teknologi dan sarana produksi pertanian oleh distributor, petani GP3K memanfaatkan hasil kerja penangkar benih padi tersebut.

Setelah panen, distributor membeli padi yang dihasilkan petani GP3K dengan harga di atas ketentuan harga dasar gabah.

Di tangan distributor gabah yang didapat dari petani GP3K diolah menjadi beras di tempat penggilingan beras (Rice Milling Unit/RMU) untuk dijual ke Bulog dan pasar bebas.

Adapun hasil samping pengolahan gabah itu berupa dedak dan menir, dijual untuk
keperluan peternakan dan pasar bebas di sekitar wilayah tersebut.

"Program ini bisa dibilang memanfaatkan potensi lokal untuk keperluan lokal dan sekaligus menggerakkan perekonomian daerah setempat," kata Hidayat.

Pada program pertanian terpadu di Tulungagung ini, PKG menunjuk CV Lestari Mulyo sebagai distriibutor yang mendampingi baik petani penangkar benih maupun petani GP3K.

Lahan GP3K sendiri seluas 7.427 hektare per musim tanam dengan jumlah petani 12.471 orang yang tergabung dalam 135 kelompok tani.

Setiap petani rata-rata kepemilikan lahannya mencapai 0,6 hektare.

Dengan pola kerjasama terpadu ini, pendapatan petani tentunya bisa meningkat seiring dengan penigkatan produksi padi setelah menggunakan benih unggul.

"Harga jualnya tentunya lebih mahal sebab mutu gabah yang dihasilkan lebih baik karena menggunakan benih padi unggul," terang Hidayat.

Program serupa sebetulnya sudah diujicobakan di daerah lain seperti di Bojonegoro dengan menggandeng distributor CV Indobaru Mandiri dan Tuban dengan CV Fimaco.

Selain pemberdayaan penangkar benih dan peningkatan produksi padi petani, di kedua wilayah itu juga berhasil dikembangkan bisnis lain sebagai efek samping dari program itu seperti produksi pupuk organik, peternakan sapi, dan RMU.

Usaha lain yang berpotensi dikembangkan antara lain ayam petelur dan persewaan alat-alat pertanian seperti pompa air, traktor, mesin panen, dan lainnya. Karena itu, PKG akan terus mengembangkan program tersebut ke daerah lain.

Hingga saat ini, PKG telah membidik 13 distributor sebagai pengelola dan 8 diantaranya telah lengkap.

"Harapan kami program ini bisa diterapkan di daerah-daerah lainnya," kata Hidayat.

Dalam kesempatan sama, Menteri BUMN Dahlan Iskan mengungkapkan dirinya merasa sangat malu ketika melihat negara Indonesia yang dikenal sebagai negara agraris harus mengimpor beras secara besar-besaran dari negara lain.

"Karena itu, sejak saya dilantik jadi Menteri BUMN saya langsung bicara dengan Bulog untuk melakukan pengadaan beras agar tidak impor beras lagi. Tahun 2012 belum bisa dan baru tahun 2013 Bulog bisa melakukan pengadaan hingga 2,5 juta ton dan tidak lagi impor. Negara pengimpor yang begitu yakin kalau Indonesia bakal impor beras juga dibuat kecele," kata Dahlan yang disambut tepuk tangan ratusan petani saat temu wicara dengannya.

Untuk meningkatkan produksi beras petani, lanjut dia, tidak cukup hanya berpidato di TV, tetapi harus turun tangan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang dihadapi petani di lapangan. Mereka menghadapi masalah pupuk, benih dan produksi beras yang rendah.

"Kita perlu membantu petani bagaimana mereka bisa mendapatkan benih yang baik dan tidak memaksa dengan benih yang kurang baik hanya karena ingin menghemat meski tidak sebanding dengan produksinya. Benih yang baik akan meningkatkan produksi padi," ujarnya.

Melalui program GP3K yang ia lebih suka menyebut program "Yarnen" ini lantaran petani bisa mendapatkan pupuk dengan pembayaran sesudah panen, Dahlan berharap produksi petani akan meningkat dengan dukungan ketersedian benih yang baik dan pola pemupukan yang tepat.

Bukan itu saja dalam program ini petani juga dibantu cara mengatasi hama yang saat ini menjadi tantangan para petani di beberapa daerah termasuk di Tulungagung.

Di program GP3K ini, menurut Dahlan, PKG yang mengawal program tersebut juga menyiapkan Brigade Hama yang dibentuk setahun lalu, khusus membantu petani memberantas petani. Seperti yang sudah di lakukan di Godean, Yogyakarta untuk mengatasi hama tikus.

"Dikembangkannya program Yarnen di Tulungagung ini untuk membantu petani meningkatkan produksi berasnya," kata Dahlan. (*)

Editor : Tunggul Susilo

http://www.antarajatim.com/lihat/berita/125873/pkg-ujicoba-program-terpadu-pertanian-di-tulungagung

Berita Terbaru

06 Apr 2024
Mudik Asyik Bersama BUMN 2024, Petrokimia Gresik Berangkatkan 200 Pemudik ke Empat Rute di Jawa Timur
06 April 2024 21:35 / Komunikasi Korporat PG / 239x dilihat
03 Apr 2024