Edu-Ekowisata Mangrove sebagai Upaya Penyelamatan Daerah Pesisir Gresik

10 Januari 2019 16:30 / Humas PG / 8587x dilihat

Sebagai kabupaten yang sebagian wilayahnya merupakan daerah pesisir, Gresik dan masyarakatnya dipengaruhi oleh aktivitas pantai. Karakter deburan ombak memang tidak sama seperti daerah selatan yang banyak dijadikan tempat wisata, namun hal ini tidak menutup potensi wisata yang ada di pesisir Gresik. Seperti Desa Sukorejo, Kecamatan Kebomas yang berada di bantaran Kali Lamong, perbatasan antara Gresik dan Surabaya. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gresik, pesisir Kecamatan Kebomas telah ditetapkan sebagai kawasan industri dan pelabuhan. Namun demikian, beberapa lokasi masih menyisakan hutan mangrove, terutama di sepanjang sempadan Kali Lamong dan Pulau Galang. Lokasi Kali Lamong dan Pulau Galang yang dekat dengan Kota Gresik dan Surabaya Barat menjadikan kawasan ini sangat strategis sebagai alternatif destinasi wisata alam, pendidikan dan konservasi lingkungan.

Dengan melihat potensi tersebut, masyarakat sekitar yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan, kini telah aktif berbenah menciptakan kawasan wisata yang edukatif berbasis lingkungan. Dengan melakukan pembersihan lokasi yang tadinya hanya digunakan sebagai tempat sandar perahu dan pembersihan hasil melaut saja, sehingga kini desanya bisa dinikmati juga oleh para pengunjung, baik masyarakat sekitar maupun dari luar desa. Masyarakat juga membangun dermaga sederhana dan pondok-pondok gazebo yang bisa digunakan sebagai tempat bersantai bersama keluarga sambil menikmati keindahan alam sekitar.

Tidak hanya Sukorejo, masih Kabupaten Gresik yakni di daerah Bungah, tepatnya Desa Tanjung Widoro di Pulau Mengare, merupakan daerah pesisir dengan potensi alam yang dapat menjadi alternatif destinasi wisata selanjutnya. Meski letaknya tidak terlalu dekat dengan Kota Gresik, namun keindahan alam yang disuguhkan tidak kalah menarik. Bahkan warga sekitar yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Desa Tanjung Widoro bergotong royong membersihkan lokasi sekitar membuat camping ground untuk kegiatan anak-anak sekolah maupun kegiatan kelembagaan lainnya. Lokasi ini tidak hanya menyediakan alam sebagai wisata alam saja, selain adanya beragam jenis tanaman mangrove, juga terdapat jembatan pemantauan mangrove yang di beberapa titiknya dibangun pondok-pondok gazebo dan balai pertemuan sebagai tempat beristirahat.

Kedua lokasi ini sama-sama mengusung hutan mangrove sebagai destinasi wisata, hal ini erat kaitannya dengan upaya peredaman laju abrasi di wilayah pesisir Gresik. Mangrove memiliki peranan penting untuk menahan abrasi, menjaga kualitas dan produktivitas perairan, yang tentunya membawa manfaat bagi para nelayan dan petani tambak. Hutan mangrove dapat berfungsi sebagai green belt agar aktivitas masyarakat pesisir dapat terjaga dari gelombang dan angin laut.

Petrokimia Gresik (PG) menyadari akan manfaat mangrove di daerah pesisir khususnya di Gresik. Sebagai perusahaan yang telah lama tumbuh dan berkembang bersama masyarakat di Gresik, perusahaan memahami karakteristik wilayah pesisir yang membutuhkan perhatian lebih terkait potensi abrasi air laut. Petrokimia Gresik menginisiasi program tersebut, bersama masyarakat bekerjasama dalam menciptakan lingkungan yang lestari. Selain memberikan pembekalan ilmu dalam rangka peningkatan kapasitas masyarakat, perusahaan juga aktif mengajak masyarakat terutama para anggota Pokwasmas, dan Rukun Nelayan daerah sekitar untuk mengembangkan potensi alam di daerahnya masing-masing.

Direktur Produksi (Dirprod) PG, I Ketut Rusnaya didampingi oleh Sekretaris Perusahaan, Yusuf Wibisono pada 9 Januari 2019 beranjangsana ke Desa Sukorejo dan Mengare, untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat guna memantau perkembangan edu-ekowisata di dua lokasi tersebut. Program community development, salah satunya “Journey Mengare” ini diproyeksikan menjadi desa tujuan wisata lingkungan yang juga dapat mengedukasi pengunjung dengan berbagai fasilitas yang sedang dikembangkan, seperti Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove. Fasilitas penunjang yang telah dapat difungsikan dengan baik, di antaranya Hybrid Engineering, Camping Ground, dan Jembatan Pantau Mangrove.

Perusahaan menyadari bahwa upaya pelestarian alam jika dilakukan oleh perusahaan saja tidak akan mampu bertahan lama, perlu adanya partisipasi aktif dari warga masyarakatnya sendiri agar program dapat berjalan secara berkelanjutan, dan mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Melalui penciptaan edu-ekowisata ini, diharapkan masyarakat dapat menggali dan mengembangkan potensi daerahnya masing-masing agar menjadi salah satu faktor dalam upaya peningkatan taraf hidup, sehingga mampu menciptakan masyarakat yang mandiri dan sejahtera. Program ini selain bermanfaat bagi warga sekitar, juga diharapkan dapat menjadi pemicu kesadaran pengunjung untuk mencintai lingkungan.

PG sebagai produsen pupuk dan bahan kimia untuk Solusi Agroindustri akan selalu berupaya memberikan usaha terbaik demi kemajuan bersama, Indonesia yang lebih berjaya. Ria Hermila

Berita Terbaru

24 Mar 2024
Petrokimia Volleyball Academy Menjadi Tim Putri Pertama yang Menjuarai Nusantara Cup
24 Maret 2024 20:50 / Komunikasi Korporat PG / 766x dilihat
22 Mar 2024