Kalender Tanam untuk Memudahkan Petani

25 Maret 2015 08:37 / http://print.kompas.com / 17784x dilihat

SERANG, KOMPAS — Pertanaman pangan padi, jagung, dan kedelai rawan kekeringan serta serangan hama dan penyakit pada musim kemarau April-September 2015. Potensi rawan itu terjadi di 11 provinsi sentra produksi pangan nasional.

Hal itu terungkap dalam acara sosialisasi dan peluncuran Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu Versi 2.1 untuk Musim Kemarau 2015 di Serang, Banten, Selasa (24/3). Sistem ini dikembangkan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu Versi 2.1 dilengkapi informasi luas areal pertanaman padi eksisting dan fase pertumbuhan untuk wilayah Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Kalender itu memuat informasi waktu tanam dengan memperhatikan karakter pola curah hujan di setiap wilayah sampai tingkat kecamatan, disertai informasi waktu tanam padi, jagung, dan kedelai di lahan rawa-lebak dan pasang-surut.

Kepala Balitbang Pertanian Kementan Haryono mengatakan, dengan informasi penting itu, petani dapat menentukan saat yang tepat memulai tanam padi, jagung, dan kedelai di wilayah mereka. Petani juga dapat mengetahui varietas yang cocok ditanam, termasuk cara menanam dan dosis pemupukan.

"Informasi ini sangat penting untuk mengantisipasi kegagalan produksi padi, jagung, dan kedelai akibat kekeringan atau serangan hama dan penyakit tanaman sebagai dampak perubahan iklim," jelasnya.

Dengan panduan kalender informasi ini, mobilisasi alat dan mesin pertanian juga bisa lebih tepat sasaran. Dengan mobilisasi yang tepat sasaran itu, upaya percepatan proses tanam untuk meningkatkan produksi bisa lebih optimal.

Para pemangku kepentingan dari tingkat pusat hingga kecamatan, penyuluh pertanian, serta petani dan pelaku usaha di bidang pertanian bisa mengakses informasi dalam kalender tanam itu secara gratis melaluiwww.litbang.pertanian.go.id.

Titik rawan

Berdasarkan data Balitbang Pertanian Kementan, pertanaman padi di lahan sawah yang berpotensi besar rawan kekeringan adalah di Sumatera bagian utara, yakni di Pantai Timur Aceh, Kabupaten Langkat, Padang Lawas, dan Deli Serdang.

Wilayah yang juga berpotensi besar rawan kekeringan tanaman padi adalah Ogan Komering Ulu dan Musi Banyuasin (Sumatera Selatan) serta sebagian Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

Provinsi sentra produksi pangan yang rawan serangan hama penggerek batang adalah Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara. Adapun yang rawan serangan wereng batang coklat dan kresek di sebagian Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta.

Ahli penginderaan jauh Lapan, Dede Dirgahayu, mengatakan, pantauan kondisi pertanaman padi eksisting dilakukan dengan kombinasi pantauan satelit resolusi medium dan tinggi.

Rekomendasi awal waktu tanam dominan terjadi pada minggu ketiga Maret 2015 hingga minggu pertama Juni 2015.

Potensi pertanaman di lahan sawah beririgasi meliputi 3,99 juta hektar di Pulau Jawa, Bali, Sumatera, dan Sulawesi. Adapun potensi tanam padi di rawa seluas 509.561 hektar. (MAS)

http://print.kompas.com/baca/2015/03/25/Kalender-Tanam-untuk-Memudahkan-Petani

Berita Terbaru

02 Nov 2024
29 Oct 2024
Petrokimia Gresik Berkontribusi Siapkan Ribuan Pemuda Unggul Melalui Program Magang dan Beasiswa
29 Oktober 2024 09:32 / Komunikasi Korporat PG / 69x dilihat
23 Oct 2024
Petrokimia Gresik Dorong Regenerasi Atlet Angkat Besi Berprestasi di Tanah Air
23 Oktober 2024 09:25 / Komunikasi Korporat PG / 14x dilihat
18 Oct 2024
5 Tahun Erick Thohir: Transformasi Teknologi Petrokimia Gresik Ciptakan Lingkungan & Pertanian Berkelanjutan
18 Oktober 2024 09:01 / Komunikasi Korporat PG / 27x dilihat