Ini menyusul, selama ini lahan pertanian selalu berkurang setiap tahun karena dibangun indistri, perumahan dan berbagai fasilitas. Padahal, kebutuhan pangan untuk masyarakat Indonesia semakin lama semakin bertambah setiap tahun dan Indonesia tercatat sebagai pengkonsumsi nasi terbanyak di dunia.
Selain itu, perintah ini untuk mendukung program swasembada pangan baik untuk beras, tebu, jagung, kedelai, dan daging sapi yang selama ini, sebagian kekurangannya masih impor.
"Kita tahu tanaman padi harus berkembangkan sebaik-baiknya, makanya saya seruhkan kepada seluruh walikota dan bupati di seluruh Indonesia jangan terbiasa menghilangkan lahan persawahan dan lahan-lahan untuk tanaman padi," tegas SBY saat kunjungan kerja di lahan pertanian di perbatasan Desa Lembah, Kecamatan Dolopo dan Desa Sukorejo, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Selasa (11/12/2012).
Menurut SBY, jika semakin sedikit lahan tanaman, maka produksi padi dan beras makin sedikit. Kondisi ini, memicu harga beras menjadi semakin mahal. Jika harga beras mahal, maka kasihan rakyat. Padahal, harus makan nasi setiap hari dengan harga yang masih harus mampu dibeli dan dijangkau.
"Kami juga meminta petani, mari kita jaga produksi padi dan beras yang mencukupi untuk kebutuhan tanah air. Mari kita manfaatkan teknologi. Apakah untuk pupuk, pemberantasan serangan hama, maupun bibit unggul," imbuhnya.
Semetara, SBY juga meminta swasembada dilaksanakan di seluruh pelosok Indonesia. Dia meminta swasembada pangan tidak hanya ditopang produksi padi dari Jawa Timur saja seperti yang selama ini berlangsung namun tekat seluruh Indonesia.
"Harga akan diatur pemerintah. Pangan harus membawa rejeki yang cukup bagi petani dan masyarakat lain harus mampu membelinya agar tetap saling menjaga dan menjadikan negara kita semakin aman dan makmur," tandasnya.