GRESIK (surabayapost.net) - Meroketnya nilai dollar Amerika Serikat (AS) terhadap Rupiah sangat 'memukul' sejumlah industri di Tanah Air, termasuk PT Petrokimia Gresik yang 80 persen bahan bakunya terhitung dollar. Ekonomi nasional pun lesu. Kendati demikian, laba yang diperoleh Petrokimia naik.
"Meskipun sejumlah pemain asing masuk, revisi laba belum kita lakukan. Paling berpengaruh nanti, jika rencana pemerintah mencabut subsidi benar-benar direalisasikan. Dengan bahan baku yang sekarang sangat mahal, petani tidak akan mampu membeli pupuk secara bebas. Jika ini terjadi, kita harus revisi target laba," ujar Hidayat Nyakman, Direktur Utama (Dirut) PT Petrokimia Gresik, usai menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun Petrokimia Ke-43.
"Keuntungan kita periode terakhir naik sekitar 10 persen, itu sudah sangat luar biasa di tengah kondisi ekonomi yang lesu seperti sekarang," imbuhnya.
Sementara itu, capaian direksi mulai 2010 sampai 2014, ujar Hidayat Nyakman, cukup menggembirakan. Total aset Petrokimia tahun 2010 sebesat Rp 9,2 triliun, di tahun 2014 menjadi Rp 22,8 triliun.
Laba komprehensif naik dari Rp 808 miliar di tahun 2010 menjadi 1,664 miliar di tahun 2014. Nilai penjualan (omzet) dari Rp 12,296 triliun (di tahun 2010) menjadi Rp 25,103 triliun (2014). Investasi rutin dan pengembangan Rp 546 miliar (2010) menjadi Rp 1,827 triliun.
Harga Non subsidi Naik 7%
Meroketnya nilai tukar dollar AS akan berpengaruh pada harga jual pupuk nonsubsidi. "Sekitar 70 hingga 80 persen kita terpengaruh dollar, baik bahan impor maupun dalam negeri sendiri, seperti gas dasarnya kurs dollar AS. Kita bayar gas dihitung US dollar. Sehingga kenaikan 1 dollar pengaruhnya langsung harga pokok," ujar Hidayat Nyakman.
"Dengan nilai tukar dollar AS di atas Rp 13.300 ribu, kenaikan dari biaya produksi cukup signifikan," imbuhnya.
Ditegaskan Hidayat Nyakman, kondisi itu akan berpengaruh terhadap harga jual pupuk nonsubsidi, tentu ini akan membebani petani.
"Itu (pengaruh meroketnya dollar AS, red) sangat besar sekali, sangat-sangat signifikan. Kita tidak akan menaikkan harga pupuk yang disubsidi. Tapi untuk yang kita jual di luar subsidi pasti akan terjadi kenaikan harga," terangnya.
"Kalau dollar naik 10 persen kita akan naikkan harga pupuk nonsubsidi 7 persen," imbuh Hidayat Nyakman. (Asepta Y Permana)