Kunjungan Benchmark Manajemen Risiko PT Inalum (Persero)

21 February 2017 15:59 / PG Public Relation / 5901x viewed

PT Inalum (Persero), mitra usaha PT Petrokimia Gresik sebagai konsumen Aluminum Fluorida (ALF3) melakukan kunjungan benchmark Manajemen Risiko ke PT Petrokimia Gresik (PG) pada tanggal 21 Februari 2017. Tim PT Inalum (Persero) disambut oleh Sekretaris Perusahaan (Sesper) PT PG Wahjudi, di Kantor Pusat Petrokimia Gresik.

Edi Mugiono selaku Manager Risk Management Section PT Inalum (Persero) menyampaikan bahwa kunjungan benchmark Manajemen Risiko ke PT Petrokimia Gresik (PG) ditujukan guna perbaikan ke depan bagi PT Inalum (Persero).

“PT Inalum (Persero) berubah menjadi BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sejak 19 November 2013 dan mengenal Manajemen Risiko sejak April 2014. Dalam kurun waktu April 2014 hingga saat ini, aktivitas terkait Manajemen Risiko sudah ada namun belum maksimal sehingga dirasa perlu dilakukan benchmark ke Perusahaan-Perusahaan yang sudah mapan dalam pengelolaan Manajemen Risiko termasuk PT Petrokimia Gresik. PT Petrokimia Gresik yang PT Inalum (Persero) dapat informasi bahwa dalam pengelolaan Manajemen Risikonya dibangun sendiri tanpa menggunakan Pihak Ketiga (Jasa Konsultan) dan juga baru-baru ini PT Petrokimia Gresik mendapatkan penghargaan bergengsi Asean Risk Award pada kategori Risk Advocate”, papar Edi Mugiono.

“Dalam mengidentifikasi risiko, PT Petrokimia Gresik harus mengkaitkan dengan Sasaran atau KPI (Key Perfomance Indicator) Perusahaan karena sesuai dengan definisi risiko pada ISO 31000 : 2009 bahwa risiko adalah Dampak Ketidakpastian Terhadap Sasaran. Dalam menerapkan Manajemen Risiko, PT Petrokimia Gresik menyusun beberapa infrakstruktur yakni Komite GCG, Pemantau Manajemen Risiko dan Investasi; Departemen TKP & Manajemen Risiko; Kebijakan Manajemen Risiko; Pedoman Penerapan Manajemen Risiko (PPMR); Prosedur Proses Manajemen Risiko; Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Penerapan Manajemen Risiko (PMPMR); Key Person Manajemen Risiko; Rapat Komite dengan Risk Owner; Klinik Manajemen Risiko; dan Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMAR)”, papar Sri Widajati.

–Joko Nugroho-