sahabatpetani.com – Supardi Muhtar, pemilik UD Rahmat, namanya dipanggil oleh pembawa acara. Dia diminta untuk naik panggung pada acara Gebyar PHONSKA Plus di desa Kemantren, kecamatan Kedungtuban, Blora, pada Sabtu (12/5).
Dia berhak mendapatkan hadiah televisi LED 32 inchi. Supardi tidak sendiri, ada 4 nama lain sesama pemilik kios resmi PT Petrokimia Gresik. Mereka mendapatkan penghargaan sebagai 5 kios dengan serapan PHONSKA Plus tertinggi tahun 2017 se kabupaten Blora.
Gebyar PHONSKA Plus sebelumnya dilaksanakan di Banyuwangi dan Jember, pada 1 dan 3 April 2018. Di dua kabupaten tersebut juga dilakukan pemberian hadiah kepada kios dengan serapan tertinggi. Untuk kabupaten Blora, selain dimeriahkan musik dangdut juga campur sari.
Menurut Direktur Pemasaran PT Petrokimia Gresik Meinu Sadariyo, acara tersebut merupakan bentuk apresiasi kepada para pemilik kios. “Sekaligus memberikan hiburan kepada petani yang sudah mengaplikasikan PHONSKA Plus, dan membuktikan hasilnya,” terangnya.
Pemilik kios lain yang mendapat penghargaan adalah Ahmad Hilal (UD Eka Jaya), H. Efendi (TK Rahmatani), Winaryo (UD Widya Cipta), dan Akhdom (UD Nusa Jaya). Supardi tentu saja merasa bahagia mendapatkan apresiasi dari PT Petrokimia Gresik. Usahanya untuk menyosialisasikan NPK dengan kandungan 9 % S dan 2.000 ppm Zink itu, tidak sia-sia.
Pada tahun 2017, UD Rahmat berhasil menjual PHONSKA Plus sebanyak 60,3 ton, angka tertinggi di antara 5 kios yang mendapat penghargaan. Disusul dengan UD Eka Jaya (30 ton), TK Rahmatani (23,5 ton), UD Widya Cipta (21,5 ton), dan UD Nusa Jaya (20,7 ton). Kios dengan serapan tertinggi nomor dua, mendapatkan kulkas 1 pintu. Sedangkan 3 kios berikutnya, masing-masing memperoleh sepeda gunung.
“Menjual produk baru seperti PHONSKA Plus memang tidak mudah, apalagi produk ini non subsidi, yang harganya tentu saja lebih mahal dibandingkan NPK subsidi. Tapi dengan nama PT Petrokimia Gresik sebagai produsennya, di mana namanya sudah melekat di benak petani, saya optimis,” jelas Supardi.
Lelaki tinggi besar dengan rambut memutih ini memulai strateginya dengan melakukan sosialisasi ke petani. Sebagian besar yang diundang adalah petani sukses di kecamatan Kedungtuban. “Petani-petani sukses yang saya undang, merupakan petani panutan bagi petani lain,” katanya.
Langkah berikutnya, Supardi meminta kepada para petani panutan tersebut untuk mencoba PHONSKA Plus, dengan skema bayar panen (yarnen). Ketika melihat perkembangan padi dengan pertumbuhan yang menggembirakan, para petani lainnya mulai tertarik. Lebih-lebih pada saat panen produksinya meningkat antara 2 hingga 2,5 ton per hektar.
Salah satu petani sukses yang lahannya diujicoba PHONSKA Plus dengan skema yarnen adalah Sholeh. Petani dari desa Bajo, kecamatan Kedungtuban itu mengakui peran signifikan PHONSKA Plus untuk peningkatan produksi panen padi di lahannya.
“Dari sebelumnya yang hanya mendapatkan panen 7,5 ton, berhasil meningkat menjadi 9,5 ton. Batang padi lebih kokoh dan tahan terhadap penyakit, utamanya kresek. Selaih itu, bulir padi juga semakin bernas,” aku Sholeh.
Menurut petani yang menggarap lahan seluas 13 hektar tersebut, dengan meningkatnya kualitas dan kuantitas panen padi di lahan Sholeh, banyak petani yang ingin mengikuti jejaknya. Setelah menanyakan rahasia keberhasilan tersebut, para petani membeli PHONSKA Plus di UD Rahmat, untuk dicoba di lahan mereka.
Meningkatnya serapan PHONSKA Plus di tingkat kios, tentu saja tidak lepas dari peran distributornya. Sebut saja misalnya CV Madu Ratna, salah satu distributor di Kabupaten Blora yang 3 kiosnya mendapat penghargaan. Menurut Linsia Lianny Slamet, pemilik CV Madu Ratna, salah satu kunci penting dalam peningkatan serapan di kios binaannya adalah komunikasi.
“Sebelum mereka menebus PHONSKA Plus, saya mengumpulkan seluruh kios untuk mengikuti sosialisasi. Mereka harus memahami terlebih dahulu apa dan bagaimana PHONSKA Plus,” paparnya.
Setelah dilakukan sosialisasi, kata perempuan yang akrab dipanggil Yeyen ini, masing-masing kios diberi brosur dan sarana promosi lain, agar dipelajari. Dia tidak menginginkan jika pengetahuan kios akan PHONSKA Plus, hanya setengah-setangah.
“Saya nggak mau, ketika petani bertanya mengenai PHONSKA Plus, kios tidak bisa menjawab. Atau bisa menjawab tapi asal-asalan,” beber Yeyen. Perlakuan ini tidak hanya pada PHONSKA Plus, tapi untuk semua produk PT Petrokimia Gresik. Utamanya produk baru, termasuk produk pengembangan. Dia selalu menekankan bahwa pengetahuan produk sangat penting. (Made Wirya)