Pemerintah Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan melakukan kunjungan kerja ke PT Petrokimia Gresik (PG) pada hari Rabu, 4 Maret 2015. Rombongan berjumlah 16 orang yang dipimpin langsung oleh Bupati Bone, Andi Fahsar M. Padjalangi diterima oleh Direktur Utama Hidayat Nyakman, Direktur Produksi Nugroho Christijanto, dan beberapa pejabat eselon I dan II Petrokimia Gresik. Peserta kunjungan terdiri dari para pejabat Kepala Dinas dan Ketua DPRD Kabupaten Bone.
Dalam acara kunjungan yang berlangsung di ruang Kemuning, lantai 8 Kantor Pusat PG, Direktur Produksi, Nugroho Christijanto menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kunjungan DPRD dan Pemkab Bone ke PG. ”Ini merupakan kesempatan yang baik bagi kami untuk bertemu dengan salah satu stakeholder PG, karena perkembangan PG mulai tahun 1972 sampai saat ini tidak terlepas dari keberadaan stakeholder yang telah mendukung bisnis kami di industri pupuk dan bahan kimia lainnya,” ungkap Dirprod.
Menurut Dirut PG Hidayat Nyakman, kunjungan ini merupakan kesempatan untuk sharing masalah pupuk yang keberadaannya sangat diharapkan oleh pemerintah, terutama untuk mencapai swasembada pangan yang ditargetkan pada tahun 2017. Dirut berharap apabila ada permasalahan pupuk yang berkaitan dengan PG di wilayah Bone agar segera diinformasikan ke PG. “Kami memiliki Sales Supervisor di daerah, termasuk di Kabupaten Bone,” ujar Dirut.
Sementara itu Bupati Bone, Andi Fahsar M. Padjalangi mengatakan, dalam kunjungan ke PG ini membawa rombongan yang lengkap, mulai pejabat pengambil kebijakan politik sampai kepada eksekutif tingkat lapangan. “Kami datang secara utuh dan lengkap, karena kami secara serius ingin membangun sinergitas yang kuat dalam rangka antisipasi pengembangan, terutama dalam rangka swasembada pangan ke depan,” ungkap Padjalangi
Agenda utama kunjungan DPRD dan Pemkab Bone ke PG adalah untuk antisipasi dalam mengatasi keterlambatan pasokan pupuk bersubsidi, dan peluang kerjasama bongkar muat di pelabuhan Bone. Hal ini dilakukan dalam rangka pengamanan kelancaran pasokan dan ketersediaan pupuk bersubsidi untuk mendukung pencapaian swasembada pangan di Kabupaten Bone. Padjalangi menyampaikan bahwa dalam 2 tahun terakhir ini penyaluran pupuk menimbulkan gejolak di wilayahnya, salah satu penyebabnya adalah hambatan transportasi, baik itu karena kondisi pelabuhan yang dimiliki maupun lamanya jarak tempuh. (Hartono)