SURABAYA, kabarbisnis.com: Produsen pupuk PT Petrokimia Gresik (Persero) meningkatkan kapasitas instalasi penjernihan air (IPA) untuk memenuhi kebutuhan produksi pabrik-pabrik baru milik perseroan yang akan segera beroperasi. Direktur Utama Petrokimia Gresik, Hidayat Nyakman, mengatakan peningkatan kapasitas IPA sangat dibutuhkan untuk menopang produksi pabrik khususnya Amoniak Urea yang akan beroperasi 2 tahun mendatang.
Saat ini kami mempunyai proyek pengembangan pabrik Asam Fosfat, Amoniak Urea II, ZA IV, Phonska V, dan ZK II. Untuk menunjang keberlangsungan pabrik-pabrik tersebut, maka dibutuhkan sejumlah sarana dan prasarana, salah satunya adalah air industri untuk memenuhi kebutuhan proses dalam industri maupun kebutuhan lainnya yang diperlukan dalam kegiatan industri PKG, ujarnya di sela Groundbreaking Proyek Uprating IPA Gunungsari di Surabaya, Selasa (3/6/2014).
Saat ini, kapasitas produksi air Petrokimia Gresik sebesar 2.770 m3/jam yang berasal dari 2 IPA, masing-masing sebesar 2.050 m3/jam dari IPA Babat, Lamongan yang memanfaatkan air dari sungai Bengawan Solo dan 720 m3/jam dari IPA Gunungsari di Surabaya yang memanfaatkan aliran air dari Sungai Brantas.
Seluruh proses produksi kami saat ini memerlukan pemakaian air sebanyak 2.750 m3/jam. Dengan adanya rencana penambahan pabrik-pabrik baru menyebabkan kebutuhan air meningkat menjadi 4.895 m3/jam. Sehingga dibutuhkan tambahan pasokan air yang kami dapatkan dari proyek Uprating IPA Gunungsari ini, kata Hidayat.
Proyek Uprating IPA Gunungsari sendiri akan meningkatkan kapasitas penjernihan air dari IPA Gunung Sari sebesar 3.000 m3/jam. Dalam proyek Uprating ini akan ditingkatkan komponen sistem seperti Sistem pengambilan air baku (Intake Sistem), Sistem transmisi air baku, Sistem pompa air baku, Sistem Instalasi Penjernihan Air atau Water Treatment Plant System (WTP-system), Sistem Reservoir Penampung dan Sistem Pipa Transmisi Air Proses Industri dari IPA Gunungsari di Surabaya ke pabrik PT Petrokimia Gresik di Gresik.
Total investasi untuk proyek ini mencapai Rp 461,7 miliar yang berasal dari pinjaman bank nasional sebesar 70% dan sisaya dari dana internal Petrokimia Gresik. Proyek ini diperkirakan selesai dan beroperasi pada Juli 2015. Kbc8