PUPUK UREA—KUD Padangan siap salurkan 16.000 ton
Oleh Adam A Chevny
SURABAYA: Koperasi Unit Desa (KUD) Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa
Timur, tahun ini mendistribusikan pupuk urea bersubsidi produksi PT Petrokimia
Gresik (Persero) sebanyak 16.000 ton menggunakan kantong PT Pupuk Indonesia
Holding Company.
Pada 2011 koperasi yang memiliki wilayah kerja sentra budidaya padi itu
hanya memperoleh jatah urea bersubsidi 14.000 ton.
KUD tersebut merupakan bagian dari 37 distributor yang dilibatkan
Petrokimia Gresik (Petrogres) guna menyalurkan urea bersubsidi di 7 kabupaten di
Jatim dan Jateng, dengan total volume 332.000 ton dan harga eceran tertinggi
(HET) Rp1.800/kg.
“Para petani di daerah kami bulan ini mulai menanam padi musim kemarau, dan
kami pun telah menyiapkan urea bersubsidi ke kios-kios dan agen di tingkat
kecamatan/desa. Kami mendapatkan pasokan pupuk tersebut dari Petrokimia Gresik
sebanyak 16.000 ton,” ujar Mihandri, Manajer KUD Padangan, kepada Bisnis, hari
ini Senin 7 Mei 2012.
Dia menyebutkan pupuk urea bersubsidi sebanyak itu merupakan kenaikan
dibandingkan volume pasokan dari Petrogres pada 2011 hanya 14.000 ton.
Jatah urea bersubsidi kepada KUD Padangan tergolong banyak dibandingkan
distributor lainnya di 7 kabupaten yang menjadi area tanggung jawab Petrogres.
Hal itu didasarkan kinerjanya memenuhi prasyarat BUMN tersebut.
Sebelumnya, Direktur Komersial PT Petrokimia Gresik Nugroho Purwanto
menyebutkan BUMN tersebut bermitra dengan 37 distributor guna memasarkan urea
bersubsidi ke 7 kabupaten di Jatim dan Jateng (Gresik, Lamongan, Bojonegoro,
Tuban, Blora, Pati dan Rembang). Total volume urea yang didistribusikan tahun
ini 332.000 ton dengan HET Rp1.800/kg.
“Distributor yang kinerjanya kurang bagus (tidak mampu mendistribusikan
volume pupuk sesuai jatah) tentu kami beri peringatan. Yang berkinerja bagus
memperoleh perhatian bagus pula,” tuturnya belum lama ini.
PT Pupuk Indonesia Holding Company mulai awal bulan ini menyeragamkan
kantong urea bersubsidi produksi BUMN di bawah perusahaan induk itu (Petrokimia
Gresik, Pupuk Kujang, Pupuk Iskandar Muda, Pupuk Kalimantan Timur) dengan
logo/merk Pupuk Indonesia. Seluruh produsen urea tidak diperbolehkan lagi
mengemas dengan merk masing-masing.
“Kami harus pandai-pandai menjelaskan kepada petani bahwa isi kantong pupuk
urea merk Pupuk Indonesia adalah buatan Petrokimia Gresik seperti dulu. Maklum,
banyak petani terlanjur fanatik menggunakan urea Petro,” papar Mihandri. (sut)