PETROKIMIA GRESIK gulirkan dana PKBL Rp250 juta
Oleh Sepudin Zuhri
JAKARTA: PT Petrokimia Gresik menggelontorkan dana Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) Rp250 juta untuk pembangunan bank sampah di wilayah ring I
perusahaan itu.
Direktur SDM dan Umum PKG Koeshartono mengatakan dana PKBL itu dikucurkan
untuk pembangunan Bank Sampah Meduran BERSATU (Bersih, Elok, Ramah, Santun,
Aman, Terampil dan Unggul). Menurutnya, perseroan juga memberikan bantuan berupa
pelatihan kepada tim yang akan mengelola sampah tersebut.
"Bank Sampah ini juga dapat menghasilkan omzet sampai dengan saat ini [enam
bulan] mencapai Rp30 juta. Padahal, bank sampah lain hanya mendapatkan omzet
rata-rata Rp2 juta selama enam bulan," ujarnya melalui siaran pers yang diterima
Bisnis hari ini, Kamis (28/6/2012).
Dia mengakui saat ini sudah ada Bank Sampah di Gresik, tetapi hanya
menghasilkan omset yang lebih kecil. Nasabah yang sudah terdaftar, katanya,
sebanyak 256 orang dan diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan
kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terkait dengan pengelolaan sampah
yang berkelanjutan dan dapat menghasilkan.
Koeshartono memaparkan kegiatan itu menggunakan sistem aktif-pasif, sistem
aktif lebih condong untuk mengajak warga mengepak dan memisahkan sendiri sampah
anorganik sebelum disetor ke bank sampah.
Sementara itu, sistem pasif merupakan kerjaan tim bank sampah yang
mengambil sampah anorganik di rumah warga untuk kemudian dikelola di bank
sampah.
Kegiatan itu, katanya, bertujuan mengaktifkan peran serta masyarakat
langsung untuk mengurangi sampah dan menjadikan sampah tersebut menjadi berkah
bermanfaat dari aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi
"Membangun kesadaran di masyarakat tentang pentingnya memilah, mengolah dan
menjadikan sampah sebagai barang yang bernilai ekonomis guna memberikan tambahan
penghasilan," tuturnya.
Menurutnya, program CSR PKG itu bertujuan untuk memberdayakan masyarakat
dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki demi meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Dia menambahkan jika program itu berjalan efektif, maka akan di
kembangkan ke desa-desa lain di wilayah Kabupaten Gresik.
Dia mengharapkan program bantuan bank sampah ini dapat memberikan manfaat
yang positif bagi semua warga khususnya warga Desa Roomo serta bisa menjadi
inspirasi bagi kelompok-kelompok lain dalam mengelola sampah.
Dampak sosial dari pengelolaan sampah yang hingga saat ini belum begitu
teratur, katanya, menjadikan masyarakat kurang sadar akan pentingnya mengatasi
persoalan sampah yang akibatnya dapat merugikan kesehatan msyarakat. (sut)