Laporan Wartawan Surya Didik Mashudi
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Kementerian Pertanian memperkirakan kerugian sektor pertanian di Kabupaten Kediri, pascameletusnya Gunung Kelud, mencapai Rp 377 miliar.
Paparan abu vulkanik dampak dari letusan itu, telah merusak areal pertanian seperti padi, jagung, cabai dan tomat.
Dari 14.485 hektar lahan pertanian yang rusak, 3.574 hektar di antaranya gagal panen atau puso. Agar roda perekonomian kembali berjalan, petani membutuhkan bantuan sarana produksi pertanian, salah satunya pupuk.
Untuk meringankan beban petani, Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) bersama anak perusahaannya PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kaltim menyerahkan bantuan pupuk kepada petani terdampak di Kecamatan Puncu, Kepung, Ngancar dan Plosoklaten.
Bantuan diberikan secara simbolis Direktur SDM dan Umum Irwansyah kepada Bupati Kediri dr Haryanti Sutrisno di Gedung Theater Kelud Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Rabu (12/3/2014).
Sekretaris PT Petrokimia Gresik Bambang Heru menjelaskan, bantuan pupuk yang diberikan terdiri 166 ton pupuk urea dari PT Pupuk Kaltim, 174 ton NPK dari PT Petrokimia Gresik.
Selain itu 800 ton pupuk organik dari mitra produsen pupuk organik yang dikoordinasikan oleh PIHC. Sehingga jumlah total bantuan untuk petani korban erupsi Gunung Kelud nilainya mencapai Rp 1,5 miliar.
Penyerahan bantuan ini, juga dihadiri Forpimda Kediri dan perwakilan kelompok tani dari empat kecamatan terdampak.
"Kami berharap melalui bantuan ini petani Kediri bisa kembali menjalankan kegiatan bercocok tanam seperti semula," ujar Irwansyah.
Sebelumnya PT Petrokimia Gresik juga menyerahkan bantuan genteng sebanyak 194.000 kepada masyarakat korban erupsi Gunung Kelud. Bantuan genteng senilai Rp 275 juta ini diangkut 38 truk.
RS Petrokimia Gresik sebelumnya juga membuka posko kesehatan bagi warga yang tinggal di wilayah ring I. PT Petrokimia juga membuka dapur umum di posko pengungsi.