NGAWI – Sektor pertanian mendapat perhatian khusus di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat berdialog dengan ribuan petani se-Jawa Timur (Jatim) di lapangan Desa Keraswetan, Kecamatan Geneng, Ngawi, Sabtu (31/1), Presiden Jokowi menunjukkan komitmen tersebut dengan siap memberantas para spekulan pupuk dan membangun infrastruktur besar-besaran.
”Kalau ada distributor (pupuk) yang main-main, saya perintah Pak Kapolda mengambil orang itu. Kemarin kami sudah ambil (tangkap, Red) dua orang,” ancam Jokowi. Jawa Pos Radar Lawu melaporkan, ikut hadir dalam kunjungan kerja presiden ke Ngawi tersebut antara lain Gubernur Jatim Soekarwo, Kapolda Jatim Irjen Pol Anas Yusuf, Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Eko Wiratmoko, serta Bupati Ngawi Budi Sulistyono.
Presiden menuding permainan distributor nakal sebagai salah satu penyebab kelangkaan pupuk. Selain itu, di era pemerintahannya, Jokowi menghapus sistem tender pengadaan pupuk. Sebagai gantinya, dilakukan penunjukan langsung (PL). Kata dia, ada kelemahan dari sistem tender lantaran membutuhkan waktu hingga 40 hari, bahkan bisa molor sampai dua bulan. Akibatnya, saat musim tanam, pupuk justru menghilang. Sebaliknya, saat musim panen, banyak pupuk yang berdatangan. ”Problemnya karena proses lelang. Makanya, mulai saat ini pengadaan benih ataupun pupuk tidak perlu lelang, langsung penunjukan agar cepat,” tuturnya.
Jokowi menyebutkan pula, langkah PL diambil karena lebih efektif dan efisien. Sebab, berdasar pantauannya, pengadaan benih bantuan maupun pupuk hanya terserap sekitar 20 persen. Untuk itu, dia bakal melakukan sejumlah perubahan demi mengatasi problem tersebut. ”Jelas itu super terlambat. Makanya, kalau masih ada yang terlambat lagi, berarti ada yang main-main. Dan ini akan saya awasi langsung,” tegasnya.
Mantan wali kota Solo dan gubernur DKI Jakarta tersebut menambahkan, pemerintah tidak main-main untuk mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan. Untuk itu, pihaknya membagikan 61 ribu hand tractordan peralatan pertanian di 500 lebih kabupaten/kota di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 852 unit hand tractor dan 377 unit mesin pompa air dibagikan di Ngawi dan kabupaten/kota lain di Jatim pada tahap pertama ini.
Bukan hanya bantuan traktor, 49 waduk dan bendungan baru akan dibangun tahun ini untuk mewujudkannya. Sebab, dia tidak ingin Indonesia mengimpor beras, kedelai, dan gula lagi. ”Saya sampai malu ketemu presiden Vietnam. Karena ditanya kapan mau beli beras lagi, padahal sawah kita luas,” ungkapnya.
Di Ngawi Presiden Jokowi mengunjungi Bendungan Budengan di Desa Legundi, Kecamatan Karangjati. Di lokasi tersebut presiden menyempatkan berdialog dengan warga yang sedang bekerja bakti mengeruk sedimentasi Bendungan Budengan. Termasuk menyalami warga dengan turun ke plengsengan. Salah seorang warga tampak mengenakan kaus putih dengan tulisan ”Jokowi Milik Rakyat Indonesia”.