Metrotvnews.com, Nusa Dua: Produsen pupuk dunia masih
berharap menerima subsidi dari pemerintah dalam rangka mengawal
ketahanan pangan domestik. Berbeda dengan Indonesia, Pemerintah China
dan India masih memberikan subsidi porsi besar kepada sektor pertanian
mereka.
"Ini masalah ketahanan pangan. India memilih kebijakan yang fokus pada
low input ke petani dan low output ke konsumen, tapi tetap
mensejahterakan petani," kata Dirjen Asosiasi Produsen Pupuk India
Satish Chander dalam konferensi tahunan International Fertilizer
Association (IFA) di Nusa Dua, Bali, Rabu (6/11).
Pada konferensi IFA kali ini, isu subsidi bagi industri pupuk dan sektor
pertanian menjadi bahasan utama. Perwakilan India, China, Pakistan,
Bangladesh, termasuk Indonesia sepakat perlu adanya keberpihakan negara
dalam mengawal ketahanan pangan.
Satish menjelaskan keberpihakan India terhadap industri pupuk dilakukan
sejak 1985 dengan memasukan industri pupuk sebagai industri strategis
yang dikontrol pemerintah. Alasannya, produksi dan distribusi pupuk
tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Pemberian
subsidi dipahami sebagai cara untuk tetap menjaga mekanisme pasar, namun
memberi perlindungan bagi petani dan konsumen.
"Teori sederhananya, harga eceran tertinggi (HET) pasti lebih rendah
dari harga riil pupuk di tingkat petani. Selisih antara harga HET yang
ditetapkan dan harga delivery pupuk ini lah yang disubsidi," papar
Satish. (Tjahyo Utomo)