SURYA Online, GRESIK - Perempuan tua itu, tampak berjalan perlahan sambil digandeng seorang perempuan yang lebih muda. Keduanya berjalan pelan menyusuri koridor Rumah Sakit Petrokimia Gresik di Jl Ahmad Yani Gresik. Di rumah sakit yang baru diresmikan itu, keduanya lantas menuju desk informasi, untuk selanjutnya mendapatkan kursi roda.
Setelah Zumani (52), perempuan tua itu duduk di kursi roda, seorang lelaki muda bergegas mendorongnya ke ruang periksa sementara. Begitu keluar dari ruang periksa, tampak mata sebelah kiri Zumani terlihat ditutup perban putih.
Masih duduk di kursi roda, Zumani didorong masuk ke lift menuju lantai 5, untuk mendapatkan pelayanan gratis berupa operasi mata Katarak. Zumani adalah satu dari 50 pasien katarak dari keluarga kurang mampu, yang mendapatkan kesempatan untuk dioperasi katarak secara gratis dari manajemen Rumah Sakit Petromikia Gresik (RSSG).
Kegiatan sosial ini, seperti disampaikan Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik (PKG) Wahjudi, adalah salah satu program corporate social responsibility (CSR) yang rutin diadakan setiap tahun. "Operasi ini untuk memberikan bantuan berobat kepada masyarakat, agar kembali melihat secara jelas. Pesertanya dari masyarakat sekitar perusahaan, dan masyarakat secara umum,” kata Wahyudi.
"Diharapkan melalui kegiatan ini, PKG mendapat dukungan dari masyarakat sekitar dan seluruh masyarakat Indonesia untuk kelancaran tugas penyediaan pupuk bersubsidi,” katanya.
Usai mendapat pelayanan operasi, Zumani warga Kelurahan Kroman, Kecamatan Gresik mengaku gembira bisa mengikuti operasi katarak. Pasalnya, setelah positif divonis menderita katarak setahun lalu, dirinya tidak bisa lagi melihat dengan jelas apa yang ada di hadapannya.
"Kedua mata saya, kalau untuk melihat selalu kabur seperti ada benang. Namun, setelah mata sebelah kiri dioperasi, mudah-mudahan bisa melihat dengan jelas kendati hanya satu mata," ujarnya sambil menggenggam erat lengan putrinya.
Pasien katarak lainnya, Toha Mu'min (54), warga Kelurahan Pacar Kembang, Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya mengakui sudah hampir 10 tahun penglihatannya kurang terang. Ia baru tahu kalau mengidap katarak, saat hendak membeli kaca mata oleh penjualnya diberitahu kalau dirinya positif katarak.
"Sebenarnya, 10 tahun lalu itu saya sudah disuruh operasi katarak. Tetapi karena tidak punya uang, belum bisa operasi. Padahal, untuk melihat saya harus sedikit menebak-nebak apa yang saya lihat," ujar Toha.
"Namun sekarang saya sudah bisa melihat dengan normal, setelah mendapat kesempatan operasi katarak gratis di RSPG. Terima kasih kepada para dokter, rumah sakit dan PT Petrokimia Gresik yang telah membantu saya bisa melihat kembali setelah 10 tahun saya hampir dalam kegelapan," imbuh Toha didampingi istrinya usai dioperasi katarak.
Di tempat terpisah, dr Singgih Priyanto MARS, Direktur Utama Rumah Sakit Petrokimia Gresik mengatakan, tahun ini peserta operasi katarak gratis sebanyak 50 orang. Jumlah ini, masih tetap sama dengan kegiatan yang sama selama tiga tahun berturut-turut.
"Tahun ini, biaya yang kita keluarkan untuk operasi katarak gratis sebesar Rp 225 Juta," ujar dokter Singgih.
Dari 50 pasien operasi katarak tahun ini, tambah dr Singgih, sebanyak 43 orang dari Kabupaten Gresik, empat pasien dari Surabaya, dua dari Lamongan dan seorang pasien dari Kabupten Sampang Pulau Madura. "Kita menerima semua calon pasien, asalkan lolos dalam pemeriksaan awal. Sebab, tidak semua pasien katarak bisa langsung dioperasi," imbuhnya.
Menurut ilmu kesehatan mata, katarak adalah kondisi lensa mata yang terdapat bercak putih seperti awan yang dapat membuat pandangan mata terganggu. Katarak dapat mempengaruhi jarak pandang mata dan mata silau. Katarak umumnya tidak menyebabkan iritasi atau rasa nyeri.
Ilmuan tidak mengetahui dengan jelas, mengapa usia mempengaruhi perubahan lensa mata. Satu kemungkinan adalah rusaknya lensa karena molekul yang tidak stabil, yang merupakan radikal bebas. Asap dan terkena sinar ultraviolet adalah dua sumber radikal bebas tersebut.
Usia bukanlah satu-satunya penyebab mengapa lensa mata mengalami perubahan. Beberapa orang lahir dengan katarak bawaan, atau mengalaminya saat masa kanak-kanak. Katarak juga dapat disebabkan sang ibu terkena German measles (rubella atau campak Jerman), pada saat kehamilan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.
Banyak kasus mata katarak berkembang secara lambat, dan tidak mengganggu pandangan. Tetapi ketika noda putih pada lensa mulai muncul, maka kenyamanan penglihatan akan terganggu. Awalnya cahaya yang terang dan kacamata dapat membantu penglihatan mata.
Katarak biasanya tumbuh secara perlahan, dan tidak menyebabkan rasa sakit. Pada tahap awal, kondisi ini hanya akan mempengaruhi sebagian kecil bagian dari lensa mata dan mungkin saja tidak akan mempengaruhi pandangan. Saat katarak tumbuh lebih besar, maka noda putih akan mulai menutupi lensa mata dan mengganggu masuknya cahaya ke mata. Pada akhirnya, pandangan mata akan kabur dan mengalami distorsi.
Tanda dan gejala katarak antara lain:
* Pandangan mata yang kabur, suram atau seperti ada bayangan awan
atau asap.
* Sulit melihat pada malam hari
* Sensitif pada cahaya
* Terdapat lingkaran cahaya saat memandang sinar
* Membutuhkan cahaya terang untuk membaca atau ketika beraktifitas
* Sering mengganti kacamata atau lensa kontak karena
ketidaknyamanan tersebut
* Warna memudar atau cenderung menguning saat melihat
Pandangan ganda jika melihat dengan satu mata
Faktor Risiko Terkena Mata Katarak:
* Usia
* Diabetes
* Sejarah keluarga dengan katarak
* Pernah mengalami cedera atau radang pada mata
* Pernah mengalami operasi mata
* Penggunaan corticosteroids dalam jangka waktu lama
* Terkena sinar matahari secara berlebihan
* Terkena radiasi ion
* Merokok
Pencegahan Katarak bisa dilakukan, dengan tidak merokok, makan makanan dengan gizi seimbang, melindungi mata dari pancaran sinar matahari, serta menjaga kesehatan tubuh secara umum.