"Petani jangan diberi subsidi benih, pupuk, dan lain-lain. Tetapi (hasil panennya) dibeli dengan harganya tinggi. Yang lainnya bisa cari sendiri," kata Dahlan pada acara Farmers Go to Campus Menggagas Strategi Kebijakan Pangan Menuju Kesejahteraan Petani di Auditorium Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Sabtu (22/9).
Sekitar 80% dari 200 petani yang hadir dalam acara tersebut serentak menyatakan setuju dengan usul yang dilontarkan Menteri BUMN. Namun Dahlan menyatakan gagasan tersebut masih wacana dan harus dipikirkan lagi. Ia khawatir jika subsidi benih dan pupuk dialihkan ke hasil panen, ternyata harga padi tidak bisa tinggi.
Menurutnya, sebagai Menteri BUMN ia juga mempunyai tekad memikirkan masalah pertanian dan pangan. "Untuk apa punya BUMN kalau tidak buat (perusahaan) pangan," ujarnya.
Ia mengungkapkan, Gerakan Peningkatan Produksi Pangan Berbasis Korporasi (GP3K)
di bawah kontrol BUMN kini memiliki lahan 3,2 juta hektare. Benih yang ditanam di lahan tersebut dan pupuknya diberikan oleh BUMN dengan sistem pinjam, kemudian dibayar saat panen. (AT/OL-01)