Raker PG 2016: Inovasi Tak Hanya Produk, tapi Juga Business Model

26 July 2016 17:32 / PG Public Relation / 6272x viewed

Rapat kerja (raker) PT Petrokimia Gresik (PG) dalam rangka penyusunan Rancangan Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2016 di Wisma Kebomas bertema: “Kemandirian dan Optimalisasi Potensi untuk Meningkatkan Daya Saing Perusahaan”. Acara berlangsung selama 2 hari sejak Kamis, 21 Juli 2016.

Direktur Keuangan (Dirkeu) PG, Pardiman menyampaikan mulai tahun 2015 raker dilaksanakan di Gresik, berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karena mengacu pada Surat Edaran (SE) Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2014 tentang Pembatasan Kegiatan Pertemuan / Rapat di Luar Kantor.

“Saya berharap kondisi ini tidak menurunkan semangat Bapak / Ibu, tetap fokus dan serius dalam penyusunan RKAP 2017,” ujar Dirkeu.

Penyusunan RKAP merupakan kegiatan yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan pencapaian kinerja perusahaan pada tahun akan datang. RKAP sebagai salah satu alat utama dalam penyelenggaraan fungsi perencanaan dan pengendalian manajemen, serta sebagai bentuk akuntabilitas dan transparansi yang menjadi bagian tata kelola perusahaan yang baik.

Raker kali ini, panitia menghadirkan pembicara tamu Prof Rhenald Kasali. Dengan moderator Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PT Petrokimia Gresik (PG), Rahmad Pribadi, digelar di hari pertama raker.

Prof. Rhenald Kasali yang juga guru besar Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia (FEUI) itu menyampaikan, kapitalisme akan mengalami proses kehancuran bertahap. Tapi juga akan mengalami proses penyembuhan secara alami, seperti ular yang melepaskan kulitnya. Kapitalisme akan mengalami kehancuran karena basic-nya adalah inovasi.

“Jika PG tidak melakukan inovasi, maka Anda semua akan punah,” ujar pembicara kelahiran lahir di Jakarta, 13 Agustus 1960 itu.

Antara tahun 1950-1970 perusahaan yang masuk Fortune 500 (peringkat perusahaan versi majalah Fortune, Red) sebanyak 24 perusahaan hilang tiap tahunnya, dan sekarang angkanya sudah mencapai 40 perusahaan yang tergusur. Proses itu adalah penghancuran, dimana ada perusahaan yang hancur sama sekali dan ada juga yang sehat lagi karena melakukan inovasi.

Yang menghancurkan perusahaan itu disebut Prof. Rhenald Kasali sebagai creative destruction. Contohnya, komputer menghancurkan mesik ketik. Nokia yang dulu menjadi raja ponsel, harus hancur karena terlambat masuk ke dunia smartphone. Perusahaan yang menghancurkan Nokia adalah Apple.

Salah satu yang menjadi penghancur adalah kemudahan dan harga murah. Perusahaan Go Jek misalnya. Naik ojek dengan sangat murah, dan mudah.

Saat ini, menurut Prof Rhenald Kasali, masih banyak metode bisnis yang salah, sehingga terjadi penggemukan biaya operasional. Contohnya meskipun sudah ada pemanas, kita masih ingin dilayani. Meskipun tidak ada orangnya di ruang kerja, tapi segelas teh selalu disiapkan. Ini yang harus diubah untuk menekan biaya operasional.

Tapi jika perusahaan dipaksakan menurunkan harga produknya, tapi tidak mengubah model bisnisnya, sama saja dengan bunuh diri.

Inovasi zaman sekarang terbagi menjadi dua, jika dulu hanya inovasi produk, sekarang ditambah business model. Perusahaan 7-Eleven merupakan jaringan toko kelontong 24 jam asal Amerika Serikat.

Kalau di luar negeri, 7-Eleven biasanya di sudut jalan dan hanya menjual potato chip dan sprite. Kalau di Indonesia berbeda, jual kopi, ada wifi, dan menjadi tempat nongkrong. Di luar negeri, 7-Eleven hanya buka mulai pukul 19.00 hingga 23.00, di Indonesia menjadi 24 jam nonstop. Ini karena pemilik 7-Eleven melihat masyarakat Indonesia senang ngopi. Akhirnya, 7-Eleven di Indonesia menjadi 7-Eleven teramai dan paling menghasilkan uang dibandingkan di negara lain.

Kalau harga mahal maka permintaan sedikit, dan sebaliknya. Hampir semua pemain lama, fokusnya di tengah. Jika ada pengusaha baru, dan bermain di kelas mereka, pasti akan kalah. Karena mereka pemain lama itu sudah memasang barikade dan memiliki modal besar.

Strateginya, potong kakinya, mainlah di harga yang sangat murah, seperti mesin pencari Google. Pakai Google gratis, tapi mereka sekarang menjadi perusahaan terkaya di dunia.

Uber menjadi perusahaan taxi tapi mereka tidak mempunyai mobil sama sekali. Alibaba.com perusahaan retail terbesar, tapi mereka tidak memiliki barang. Inovasi di business model juga menjadi kunci sukses.

“Petrokimia Gresik harus mampu menemukan business model yang tepat, sehingga dapat bersaing meskipun tanpa disubsidi,” pungkasnya.

Rangkaian kegiatan raker yang masih juga bernuansa ulang tahun PG ini, diakhiri dengan berolah raga bersama berupa pertandingan golf di padang golf terkenal di Jawa Timur pada hari Sabtu, 23 Juli 2016. Pada kesempatan ini disamping peserta raker, hadir pula mantan Direksi PG seperti: Hidayat Nyakman, Nugroho Purwanto dan beberapa undangan lainnya. */isp.-

Recent News