PKG Jadi Percontohan Cluster Agribisnis

31 May 2013 13:41 / http://blokbojonegoro.com / 6646x viewed
Reporter: Riska Irdiana

blokBojonegoro.com - Perkembangan pembangunan agribisnis di Indonesia saat ini masih digerakkan oleh melimpahnya produksi, yaitu Sumber Daya Alam dan tenaga kerja. Pola pertanian bersifat sederhana yang lebih mengandalkan pada pengalaman dan ilmu pertanian yang turun-termurun.

Meneger Hubungan Masyarakat, PT Petrokimia Gresik (PKG) Dupi Madra Ardiyono menjelaskan jika dalam pelaksanaan di lapangan kondisi seperti ini masih terbentur dengan keterbatasan alam. Contohnya kendala musim kemarau, banjir maupun serangan hama atau penyakit yang rutin tiap tahunnya.

Pada sisi teknoogi produksi, peningkatan nilai produksi masih bersumber dari peningkatan jumlah konsumsi, sumber daya alam, dan tanaga kerja. Sedangkan pada aspek produski akhir, umumnya masih menghasilkan produk yang didominasi oleh komonuditas primer yang tidak ada nilai tambahnya. Sistem tata niaga pemasaran produk-produk pertanian juga seringkali tidak menguntungkan petani sebagai pelaku utama kegiatan pertanian.

"Kondisi seperti ini tidak akan mampu untuk memenuhi kebutuhan dalam menghadapi kompetisi global yang semakin ketat. Juga, manfaat ekonomi yang dihasilkan dan dinikmati relatif kecil dibandingkan manfaat yang diciptakan," tambah Dupi.

Peningkatan daya saing usaha kecil dan menengah yang berbasikan agribisnis di Indonesia dapat dilakukan dengan mengembangkan konsep cluster serta produksi. “PKG merancang sistem cluster sebagai upaya meningkatkan daya saing. Karena secara individual pelaku agribisnis seringkali tidak sanggup menangkap peluang pasar yang membutuhkan jumlah volume produksi yang besar, standar yang homogen dan suplay yang teratur." Jelasnya.

Petani seringkali mengalami kesulitan mencapai skala ekonomis dan pembelian input (seperti peralatan dan bahan baku) dan akses jasa-jasa keungan dan konsultasi. Ukuran kecil juga menjadi suatu hambatan yang signifikan untuk internalisasi beberapa fungsi pendukung penting pelatihan, penelitian pasar, logistik dan inovasi teknoligi.

"Sistem cluster yang dilakukan PKG adalah bisnis yang diharapkan mampu menjadi alat yang baik untuk mengatasi hambatan. Mulai kecilnya skala usaha tani individu, serta daya saing dalam suatu lingkungan pasar yang semakin kompetitifn" pinta bupati incumbentnya.

Kegiatan agribisnis berbasis padi yang dikawal PKG melibatkan banyak pelaku pada setiap subsistemnya. Pada aspek hulu, pengakar benih, produsen dan penyalur pupuk, merupakan penyedia sarana produksi utama untuk keberlansgungan usaha tani. Petani, kelompok tani atau gabungan kelompok tani menjadi pelaku utama dalam subsistem usahatani (on-farm). Adapun pada subsistem hilir, penggilingan-penggilingan padi atau Rice Milling Unit (RMU) memberi nilai tambah pada komoditas utama usaha tani padi, dari gabah menjadi beras.

"Upaya peningkatan aktivitas agribisnis dari sekedar melakukan usaha tani kemudian diperluas dengan upaya menguasai sektor hulu," sambungnya.

Sistem cluster agribisnis padi di Kabupaten Bojonegoro misalnya sudah berlangsung dan diterapkan oleh distributor Indo Baru Mandiri (IBM). Diharapkan ke depan dapat menjadi alat yang baik untuk mengatasi hambatan karena kecilnya skala usaha tani individu, serta daya saing dalam suatu lingkungan pasar yang semakin kompetitif.

Bukti nyata PKG melalui sistem clusternya dibuat percontohan oleh pabrikan lain di bawah naungan PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero). Yakni adanya kunjungan atau studi banding puluhan distributor di bawah empat pabrikan pupuk ke distributor IBM di Desa Kedungbondo, Kecamatan Balen, Bojonegoro. [ana]