Direktur Utama PKG Hidayat Nyakman menjelaskan bahwa proyek revamping ini bertujuan memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik NPK Phonska PKG yang selama ini masih dipenuhi dari impor.
"Revamping Asam Fosfat PKG juga akan menghemat devisa dengan pengurangan jumlah impor," kata Hidayat yang juga mantan Direktur Utama Pupuk Kaltim tersebut, Sabtu (23/2).
Selama ini, kebutuhan asam fosfat untuk produksi NPK Phonska masih harus mengandalkan impor karena bahan baku asam fosfat masih belum cukup tersedia.
Sementara terakhir pada tahun 2012, jumlah impor yang harus didatangkan mencapai 225 ribu ton yang berasal dari Jordan, Maroko, Afrika Selatan, Filipina dan India. "Pabrik baru ini akan dapat memangkas biaya impor dan menambah devisa," kata Hidayat.
Dalam proyek revamping Asam Fosfat ini, PKG menginvestasikan dana lebih dari US$160 juta yang diperoleh dari Bank Central Asia (BCA) untuk porsi pembiayaan sebesar 70 persen, sementara 30 persen berasal dari dana perusahaan, dan diperkirakan selesai pada akhir semester dua tahun 2015.
PKG bekerja sama dengan kontraktor asal China, Wuhuan Engineering Company Co., Ltd (WEC), yang akan membangun pabrik terintegrasi dan terdiri dari pabrik asam fosfat dengan kapasitas 200 ribu ton per tahun, pabrik asam sulfat 600 ribu ton per tahun, serta pabrik purified gypsum dengan kapasitas mencapai 600 ribu ton per tahun. (Ant/Ray)