Pentingnya Persatuan Umat

28 April 2018 17:04 / PG Public Relation / 7232x viewed

Masjid

Nurul Jannah Petrokimia Gresik menggelar tabligh akbar di

Stadion Tri Dharma PT Petrokimia Gresik (PG), Jumat, 27 April 2018. Acara yang diisi dengan tausiah ustadz

Abdul Somad itu dihadiri ribuan jamaah dari Gresik dan sekitarnya.

Dalam tausiahnya, ustadz lulusan Universitas Al-Azhar Mesir pada tahun 2002 tersebut mendakwahkan persatuan umat. Ia mengawali tausiahnya dengan mengibaratkan persatuan umat itu seperti tim sepak bola.

Setiap pemain punya tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan tidak boleh saling meremehkan. Demikian dalam persatuan umat, tentu ada pendakwah dan ada pula yang menjadi jamaahnya.

"Kita juga perlu menyesuaikan pemain dengan kemampuannya," ujar ustadz yang lulus Magister di Daar Al-Hadits Al-Hassania Institute, Kerajaan Maroko, pada tahun 2008 tersebut.

Pemain tidak boleh egois. Pemain bola adalah pemain yang berlapang dada. Mengejar bola sekuat tenaga, begitu dapat diumpan ke pemain lain. Kebahagiaan bukan saat dia membawa bola, tapi hasilnya," ujar Dosen Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Pekanbaru, Riau, itu.

Pemain sepak bola disatukan oleh tim. Sedangkan persatuan umat, menurut ustadz kelahiran Asahan, Sumatera Utara 18 Mei 1977 itu diikat melalui satu 'password', yaitu Laa ilaaha illallah.

Jika umat bersatu, menurut ustadz harus berbuat 'sesuatu'. Ada tiga poin dalam 'sesuatu' menurut ustadz Abdul Somad. Pertama adalah pendidikan. Menurutnya, tidak ada yang bisa mengubah sesuatu tanpa pendidikan. "Masukkan anak kita dalam lembaga pendidikan Islam berkualitas," pesannya.

Di dalam pendidikan Islam akan ditanamkan fikih, akidah, akhlak, sejarah Islam, dan Bahasa Arab. Umat Islam tak bisa lepas dari Bahasa Arab. "Adzan, salat, Al Quran, Hadist semua berbahasa Arab," jelasnya. Ia menambahkan jika pendidikan di sekolah Islam juga mendapatkan pelajaran umum. Setelah itu, meski masuk di sekolah luar negeri, seperti Amerika Serikat, Australia, ataupun Eropa tidak masalah. Karena anak-anak kita sudah mendapatkan pondasi agama yang baik.

"Pokok pangkalnya dari pendidikan. Kalau pendidikan tidak bagus, semua akan kacau balau. Jika pendidikan baik, maka amal sesorang akan baik pula. Alhamdulillah APBN kita sekitar 20 persen untuk pendidikan," ungkapnya.

Ia menambahkan, Jawa Timur, khususnya Gresik adalah pusatnya pesantren, dari modern hingga tradisional. Jika ada orang Jawa Timur tidak mengenal agama ibarat "ayam mati di dalam lumbung padi".

Kedua, persatuan umat harus berbuat terkait kemapanan ekonomi. Menurutnya, ekonomi menjadi sangat penting. Jika ekonomi kita mapan, beribadah pun akan lebih khusyuk. Ustadz menyarankan untuk menggerakkan belanja ke warung tetangga. Ini untuk membantu meningkatkan ekonomi sesama muslim, khususnya tetangga.

"Ekonomi akan menyelamatkan anak kita, dan bangsa kita," tandasnya.

Ketiga adalah politik. Jika orang mapan secara pendidikan dan ekonomi, tidak akan mempan dengan money politic atau black campaign. Pendidikan bagus dan ekonomi mapan, maka politik akan independen.

"Umat Islam harus bersatu agar mempunyai kekuatan," pungkasnya.

Setelah memberikan tausiah, ustadz Abdul Somad menjawab sejumlah pertanyaan jamaah yang dititipkan melalui panitia penyelenggara tabligh akbar.*