Reporter : Deni Ali Setiono
Gresik (beritajatim.com) - PT Petrokimia Gresik menggelar
pameran keris di acara pagelaran pusaka di GOR Tridharma, 7-11 Juli
2012.
Dalam pagelaran pusaka tersebut, dipamerkan 1000 koleksi termasuk
diantaranya ada keris tertua dari abad 9 atau tahun 1800-an di masa kerajaan
Mataram Sultan Agung. Uniknya, keris tersebut tidak korusi padahal berumur
ribuan tahun.
Menurut Handoko Kartika selaku Wakil Ketua Pusat Lembaga
Kebudayaan Jawi(PLKJ) Jatim. Target pameran ini sekaligus sosialisasi
pelestarian budaya. Sebab, paradigma keris mulai bergeser dari semula benda yang
disakralkan atau mitos. Kini sudah menjadi nilai filosofi, historis, serta
pelestarian budaya yang bisa dilmiahkan.
"Nilai filosofi keris bisa
diilmiahkan. Karena dilihat dari logam yang dibuat
mengandung penceritaan
historis pada jaman dulu," ujarnya kepada wartawan, Sabtu
(07/07/2012).
Ditambahkan Handoko Kartika, selain mengandung nilai
filosofis dan historis. Keris juga mendapatkan pengakuan dari UNESCO milik
Indonesia, setelah wayang.
"Ke depan agar keris diminati sebagai nilai
budaya oleh anak muda. Warisan budaya leluhur ini tetap dikedepankan sebagai non
bendawi dan non agama," ujarnya.
Hal senada juga dikemukakan Slamet
Supriyanto Ketua Paguyuban Tosan Aji Kolomunyeng Sedayu dan Giri Gresik
menyatakan upaya adanya paradigma ini untuk mengikis estetik keris yang semula
identik dengan kemusyirikan dan syirik lebih diarahkan ke filosofi, historis,
dan investasi.
"Saat ini nilai aspek keris bukan hanya pada filosofis dan
historis saja. Tapi, aspek ekonomis juga masuk. Sebab, semakin lama umur keris
nilai investasi semakin mahal," tandasny. [dny/but]