Reporter : Deni Ali Setiono
Gresik (beritajatim.com) - Indonesia masih membutuhkan benih padi sebesar 349 ribu ton untuk menuju swasembada pangan pada tahun 2015. Dari jumlah itu, khusus Jawa Timur baru tersedia benih padi sebesar 7.303,95 ton sehingga kebutuhan benih padi cukup mendesak.
"Saat ini kebutuhan benih padi secara nasional diproduksi dua BUMN untuk memenuhi permintaan," kata Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik (PG), Ilham Setiabudi, Kamis (12/04/2012).
Lebih lanjut Ilham Setiabudi mengatakan, guna membantu ketersediaan benih padi secara nasional PT PG mengembangkan portofolio benih padi yang diberi nama Petroseed. Benih padi tersebut dikembangkan sejak 2007 yang dimulai dengan benih varietas Ciherang.
"Benih padi ini diproduksi melalui kerjasama kemitraan dengan kelompok tani dan petani penangkar di beberapa daerah potensial. Keunggulan dari benih padi Petroseed tahan wereng coklat dan tahan terhadap bakteri hawar daun strain III dan IV," tuturnya.
Ia menambahkan, penangkaran benih baru (Petroseed) dilaksanakan di Jatim dan Jateng karena PT Petrokimia Gresik baru mendapatkan izin penangkaran benih dari UPT PSBTPH( Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura) Jatim.
"Ada 2 model kemitraan untuk penangkaran Petroseed. Pertama, model kemitraan dimana PT Petrokimia Gresik hanya membeli gabah kering dari petani/ kelompok tani penangkar benih curah untuk diproses dan akhirnya dikemas di pabrik Petroseed Gresik.
Kedua, benih padi Petroseed juga dipakai sebagai pelaksana GP3K di Madiun. Dimana, kabupaten ini ditunjuk sebagai daerah lumbung padi Jatim dengan rata-rata produksi mencapai 5,6 ton hektar gabah kering sawah," tandasnya. [dny/kun]
Har.