Untuk memproduksi 2,8 juta ton NPK Phonska per tahun, PT
Petrokimia Gresik (PKG) membutuhkan pasokan Asam Fosfat sebesar 600 ribu ton
sebagai bahan baku. Selama ini, pabrik yang ada hanya mampu memproduksi 200
ribu ton/tahun, selebihnya terpaksa impor. Tahun 2012, PKG mengeluarkan Rp2,2
triliun hanya untuk impor Asam Fosfat dari Jordania, Maroko, Afrika Selatan,
Filipina, dan India.
Beberapa upaya dilakukan untuk mengurangi impor. Selain mendirikan perusahaan joint-venture PT Petro Jordan Abadi (PJA) berkapasitas 200 ribu ton/tahun, yang diproyeksi selesai pada 2014, manajemen juga melakukan proyek perluasan (revamping) Pabrik Asam Fosfat dengan kapasitas 200 ribu ton/tahun. Selain Asam Fosfat, proyek ini juga meliputi pendirian pabrik Asam Sulfat (600 ribu ton/tahun) dan Purifikasi Gypsum (600 ribu ton/tahun) serta Service Unit dan Effluent Treatment.
Pada saat pemancangan tiang pertama di Gresik, Sabtu (23/2), Dirut PKG Hidayat Nyakman menuturkan bahwa proyek yang menempati lahan 10 hektar ini akan dikebut selama 30 bulan dan selesai pada pertengahan 2015. “Perluasan Pabrik Asam Fosfat akan menghemat devisa negara dan mengurangi jumlah impor,” ujarnya.
Peresmian ditanda dengan penekanan tombol sebagai simbol dimulainya proyek ini dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (sekaligus sebagai Komisaris Utama PKG) Sumarjo Gatot Irianto, Dirut PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) Arifin Tasrif, Dirut PKG Hidayat Nyakman, Bupati Gresik Sambari Halim, dan Deputi Kementerian BUMN Bidang Industri Primer M Zamkhani.
Dirut PIHC Arifin Tasrif menambahkan bahwa pembangunan Pabrik Asam Fosfat merupakan bagian dari road-map holding. Sejak 2011, PIHC telah menginvestasikan US$5 miliar untuk proyek pabrik pupuk NPK. "Jika Pabrik Asam Fosfat beroperasi, kebutuhan pupuk NPK yang mencapai 5 juta ton bisa dipenuhi. Terpilihnya Gresik dikarenakan daerah ini yang merupakan sentra pupuk NPK," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jatim Soekarwo, yang akrab disapa Pakde Karwo, mendukung pendirian Pabrik Asam Fosfat di wilayahnya. Ia menyatakan bahwa Asam Fosfat, sebagai bahan baku NPK Phonska, merupakan salah satu elemen pendukung dalam konstelasi ketahanan pangan nasional, dimana provinsi Jatim dipercaya oleh pemerintah pusat untuk surplus 5 juta ton beras dari target 10 juta ton. “Harapannya, pada tahun 2015 nanti, Petrokimia Gresik bisa semakin merangkul pasar dan memenangi persaingan sebagai produsen pupuk terlengkap dan terbesar di Indonesia," ungkapnya.
Dalam pembangunannya, PKG bekerjasama dengan kontraktor asal China, Wuhuan Engineering, dan menelan biaya sekitar US$160 juta. Pendirian Pabrik Asam Fosfat milik PKG ini merupakan proyek strategis yang akan semakin meningkatkan efisiensi perusahaan. Untuk itu manajemen membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat, baik internal maupun eksternal, agar proyek berjalan sesuai rencana dan semakin mengokohkan posisi PKG sebagai produsen pupuk terlengkap dan terbesar di Indonesia. (Edri/Hartono)