PT Petrokimia Gresik (PG) meresmikan bantuan instalasi biogas percontohan senilai Rp 31 juta yang diberikan kepada kelompok ternak sapi Usaha Bersama di Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, Jombang, Senin (7/3). Bantuan ini merupakan bagian dari Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PG kepada mitra binaanya.
Sudarmo, ketua Usaha Bersama, menyatakan bahwa kotoran ternak yang selama ini terbuang kini dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif. Saat ini, ia dan kelompoknya memiliki 9 ekor sapi yang kotorannya menjadi sumber bahan baku biogas. Jumlah ini mampu menghidupi kompor di 5 rumah anggotanya.
“Kebutuhan hidup menjadi lebih ringan karena kami tidak lagi membeli gas elpiji bersubsidi. Biaya yang kami hemat dapat digunakan untuk keperluan lainnya,” ujarnya.
Sudarmo mengaku sangat terbantu dan bangga, karena konsep pertanian terpadu yang ia dan rekannya cita-citakan kini terwujud. Mulai dari sisa hasil pertanian yang menjadi pakan ternak, kotoran ternak menjadi bahan baku biogas, dan sisa kotoran dari biogas menjadi pupuk organik. Ia berharap intalasi biogas ini dapat menyalurkan energi ke lebih banyak warga lagi
“Kami berharap semoga konsep ini berkembang dan diterapkan di banyak tempat. Sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak warga lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PG Wahyudi berpesan agar bantuan instalasi biogas ini dapat dirawat dengan baik dan bermanfaat kepada kelompok ternak Usaha Bersama.
“Semoga ini menjadi percontohan yang baik bagi warga sekitar dan bisa diterapkan di tempat yang lain juga,” ujarnya dalam sambutan pada saat peresmian.
Bantuan ini sejalan dengan program pemerintah dimana intalasi biogas sedang digalakkan pemanfaatannya. Karena pembangunannya tidak membutuhkan biaya terlalu besar dan teknologinya pun sederhana. Oleh karena itu, pemerintah mendorong berbagai upaya dan kerjasama dengan berbagai pihak untuk mengembangkannya.
Secara teknologis, prinsip pembuatan biogas memanfaatkan gas metana yang terkandung dalam kotoran ternak yang ditampung dalam tanki atau biodigester yang tertutup rapat. Di dalamnya, kotoran ternak dicampur dengan air untuk mempercepat proses keluarnya gas metana. Tekanan gas ini ditampung dalam sebuah tabung yang kemudian disalurkan ke kompor-kompor warga melalui pipa.
Adapun manfaat biogas adalah masyarakat desa tidak perlu menebang atau mencari kayu sebagai bahan bakar, proses memasak jadi lebih bersih karena tidak ada asap, tidak ada kotoran ternak yang terbuang, relatif lebih aman dari bahaya kebakaran, sisa kotoran dari biogas dapat dijadikan pupuk organik, dan sebagainya. (edri)