BUMN Marketeers Club Surabaya menggelar pertemuan atau forum ke-32 di Wisma Kebomas, PT Petrokimia Gresik (PG), 30 Agustus 2016. PG selaku host atau tuan rumah berbagi ilmu tentang strategi bisnis.
Acara yang bertema "Memperkuat Struktur Bisnis untuk Memenangkan Pasar" ini berisi presentasi dan tanya jawab. Direktur Teknik dan Pengembangan (Dirtek) PG, Arif Fauzan bertindak sebagai pembicara, sedangkan moderatornya adalah Fasilitator MarkPlus Institute, Anang Supardi.
Dirtek dalam presentasinya mengatakan, untuk dapat memenangkan persaingan usaha, diperlukan program transformasi bisnis yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan sesuai kondisi pasar.
Tranformasi yang dilakukan PG terjadi di tahun 1997-2000. PG melihat ada kesempatan saat kondisi ekonomi mengalami krisis.
“Tahun 2000 kita membangun pupuk majemuk NPK, orang lain tidak pernah berpikir NPK. Sebelumnya hanya ada pupuk tunggal, yaitu Urea, SP-36 dan KCL. Kita membuat produk sesuai kekuatan kami. Kita memang lemah di gas dan nitrogen, karena itu kita kembangkan diferensiasi di Indonesia saat itu. Setelah itu kita menikmati hasilnya,” ujar Dirtek.
Tapi, untuk menjadikan NPK sebagai pilihan petani diperlukan strategi bisnis yang handal. PG berusaha mengubah budaya atau pola pikir petani dengan memberikan bukti atau contoh langsung.
Bukti riil itu disampaikan melalui demonstration plot atau yang sering dikenal dengan istilah demplot. Jika sebelum mengunakan NPK rata-rata produksi padi hanya 2 sampai 3 ton per hektare, dengan NPK bisa menjadi 8 ton per hektare.
“Kalau PG hanya berkutat pada pupuk tunggal, tidak akan bisa bertahan hingga sekarang,” ungkap Dirtek.
Saat ini, produksi NPK terbesar di Asia Tenggara, yaitu 2,6 juta ton per tahun. PG sekarang mempunyai delapan pabrik NPK. Awalnya pabrik itu dibeli dari negara Spanyol, sekarang sudah desain sendiri.
Selanjutnya PG juga melakukan transformasi berupa pupuk organik. Jika petani menggunakan pupuk anorganik atau kimia terus-menerus tanah menjadi keras. Tahun 2008 PG mengenalkan pupuk organik Petroganik. Strategi pasarnya dikenalkan komposisi pemupukan berimbang, pola 5:3:2, yaitu 500 kilogram Petroganik, 300 kilogram Phonska, dan 200 kilogram Urea untuk tiap hektarnya.
Melalui demplot, petani sudah mulai banyak yang beralih ke pemupukan berimbang itu. Hasil dari pemupukan berimbang itu bisa 12 ton per hektarnya. Produksi pupuk Petroganik pun terus meningkat, saat ini sudah ada 333 mitra Petroganik.
Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) dan Umum PG, Rahmad Pribadi mewakili Direktur Utama (Dirut) PG, Christijanto Nugroho dalam sambutannya menyampaikan, forum ini dimotori oleh MarkPlus Institute dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Tujuannya agar antar BUMN bisa bersinergi.
Fasilitator MarkPlus Institute, Anang Supardi mengatakan, pertemuan yang diadakan kali ini adalah forum ke-32. Forum ini sebelumnya digelar di PLN, dan ke depan rencananya akan dilaksanakan di PT Kereta Api (KA) Indonesia.
Hadir juga dalam acara ini I Ketut Rusnaya, Direktur Produksi PG, Pardiman, Direktur Keuangan PG. Dan dihadiri pula para pimpinan BUMN.lainnya.*/isp