Pagelaran wayang kulit dalam rangka memperingati HUT ke 41 PT Petrokimia Gresik dan HUT 68 Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, akhir Agustus kemarin (31/8/13) berlangsung sukses. Satu jam sebelum acara inti dimulai, lebih dari seribu orang sudah memadati halaman Gedung Serbaguna “Tri Dharma” PT Petrokimia Gresik, tempat dilaksanakannya pagelaran ini. Mereka asyik menikmati lantunan tembang Jawa dari para sinden, sambil sesekali menyeruput kopi.
Pagelaran
Wayang Kulit dengan lakon “Wisanggeni Duta” oleh Dalang Ki Eddy
Siswanto, MC, SH atau yang dikenal sebagai “Dalang Sabet Alap-Alap”
dari Ambulu, Jember, berlangsung pada pukul 20.30 WIB. Pembukaannya
ditandai dengan sambutan tunggal Ketua HUT PKG ke 41, Teguhhadi
Widodo, serta penyerahan secara simbolis Maskot Bambang Wisanggeni
oleh Ketua Umum Serikat Karyawan PT Petrokimia Gresik (SKPG), Pinto
Prasetyo, kepada Ki Dalang Sabet Alap-Alap. Pembawa Wayang Maskot
adalah siswi SMA N 1 Kebomas, Gresik.
Dalam sambutannya, Ketua HUT PKG ke 41, Teguhhadi Widodo menyampaikan apresiasi terhadap 300 siswa-siswi SMA Negeri 1 Kebomas yang hadir memeriahkan pagelaran wayang kulit tahun ini. “Terima kasih kepada siswa-siswi SMAN 1 Kebomas. Kegiatan ini merupakan salah satu wujud kepedulian Petrokimia Gresik, dan kita semua terhadap pelestarian budaya nasional Indonesia”, katanya.
Selain bertujuan memberikan hiburan pada masyarakat Gresik, khususnya yang berada di sekitar perusahaan, pagelaran wayang kulit ini juga bertujuan untuk melestarikan budaya nasional, dan mewujudkan anak-anak Gresik Cinta Budaya.
“Baru kali ini saya hadir dalam pagelaran wayang, saya sebenarnya bingung, tidak begitu mengerti bahasanya, tetapi saya akan coba memahami dan belajar mencintai Budaya Jawa. Seru juga, sambil melekan semalam suntuk dengan kawan-kawan”, ujar Elza Almira, siswi SMAN1 Kebomas yang hadir malam itu.
Tak hanya ditanggapi secara positif oleh para penggemar wayang dan siswa-siswi SMA saja, namun pagelaran wayang kulit ini juga memberikan “angin segar” bagi para pedagang kaki lima. Mulai dari kios rokok, pedagang bakso, kacang rebus hingga penjual wayang kulit, dan kaos bergambar wayang serentak membuka lapak disekitar panggung pagelaran wayang. Bahkan ada penjual minyak wangi, serta tukang pijat.
“Menurut saya, pagelaran wayang seperti yang digelar PT Petrokimia Gresik ini bagus sekali, dikatakan tuntutan juga iya, kan memang kita wajib melestarikan budaya nenek moyang. Tapi, jika diadakan secara rutin seperti sekarang ini akan semakin menciptakan cinta budaya, terutama buat anak muda”,ujar Ponirin, penjual wayang kulit dari Jogjakarta.
“Selain melestarikan budaya, pedagang seperti saya dan teman-teman gini jadi seneng karena ada tempat untuk berjualan, semoga PT Petrokimia semakin sering menggelar acara serupa”, sahut Budi sambil menata dagangan batu akiknya. (Savina/Hartono)