Batu,Bhirawa
Ketakutan para petani di Kota Batu untuk menerapkan sistem pertanian organik mulai terkikis. Terbukti Beberapa titik lahan di Desa Pendem mulai menerapkan penanaman pertanian organik. Kawasan tersebut dijadikan petak percontohan untuk penanaman padi organik. Di kawasan ini, setidaknya ada lahan seluas satu hektar yang kini ditanami padi organik. Dengan adanya petak percontohan atau Demontration Plot (Demplot) ini, diharapkan sistem pertanian organik di Kota Batu bukan hanya sekedar gagasan lagi. “Sejumlah pekerja sudah kita arahkan untuk menanam bibit padi organic. Nantinya, lahan tersebut akan menjadi lahan percontohan bagi petani maupun wisatawan,” kata Koordinator Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Pertanian dan Kehutanan Pemkot Batu, Suhinto, saat dikonfirmasi, Minggu (21/12).
Ia mengatakan, pembuatan demplot selain menjadi media pembelajaran juga sebagai tempat pembuktian bagi petani yang masih meragukan dengan pertanian organik. Karena saat ini masih banyak petani yang meragukan dengan model pertanian organik yang tengah marak di Kota Batu. Baik itu keraguan dalam penanamanannya, pemeliharaan hingga hasilnya.
Sebelumnya, banyak petani di Kota Batu yang mengaku masih takut/ khawatir untuk menerapkan sistem pertanian organik. Sulitnya penerapan pertanian organik membuat resiko gagal panen menjadi sangat tinggi. Ditambah mahalnya biaya penerapan sistem ini membuat kerugian yang diderita petani sangat besar setiap kali mengalami gagal panen.
“Untuk itu seharusnya dalam langkah awal, ada satu areal penuh lahan pertanian yang dibiayai pemerintah untuk menerapkan sistem pertanian organik. Hal ini untuk mengatasi ketakutan dari petani yang khawatir terhadap resiko gagal panen ketika melaksanakan sistem pertanian organik,”ujar Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Torongrejo, Sutejo. [nas]