Pewarta: Vicki Febrianto
Jakarta (ANTARA
News) - Sistem asuransi usaha tani padi diuji coba oleh BUMN pupuk, PT
Petrokimia Gresik, guna membantu petani menghadapi risiko kerugian
ekonomi akibat faktor alam.
"Program asuransi tersebut kami rancang bertujuan untuk memberi perlindungan dalam bentuk modal kerja kepada petani yang gagal panen akibat risiko banjir," kata Dirut PT Petrokimia Gresik (Petrogres) Hidayat Nyakman dalam siaran pers yang diterima Antaranews, Selasa,
Selain risiko banjir, lanjut Hidayat, perlindungan tersebut juga untuk kekeringan dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
"Selain itu, asuransi tersebut juga untuk membagi kerugian akibat risiko yang sama, kepada pihak lain melalui skema pertanggungan asuransi," ujarnya.
Uji coba sistem asuransi usaha tani padi tersebut dilakukan di Gresik dan Tuban, bekerja sama dengan pemda setempat dan PT Jasindo. Uji coba tersebut akan diterapkan pada lahan seluas 475 hektare.
Hidayat mengatakan asuransi perlu dilakukan karena para pelaku agribisnis, petani maupun pengusaha terutama dalam kegiatan budidaya dan pemasaran hasil pertanian, membutuhkan perlindungan.
"Besarnya nilai pertanggungan yang akan diberikan untuk asuransi ini sebesar Rp6juta rupiah per hektare," katanya.
Uji coba asuransi usaha tani padi ini rencananya terlebih dahulu diberikan kepada petani peserta program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) dengan premi sebesar Rp180.000 per hektare untuk satu musim. Premi tersebut akan dibayar oleh petani sebesar 20 persen dan 80 persen oleh Petrogres
Kegiatan GP3K yang telah berjalan hingga pertengahan Maret 2013 tersebut, mencapai 129.819 hektare, yang tersebar di sejumlah wilayah yaitu Jawa Timur (73.162 hektare), Jawa Tengah (35.184 hektare), Yogyakarta (1.354 hektare) dan luar Jawa (20.119 hektare).
"Program asuransi tersebut kami rancang bertujuan untuk memberi perlindungan dalam bentuk modal kerja kepada petani yang gagal panen akibat risiko banjir," kata Dirut PT Petrokimia Gresik (Petrogres) Hidayat Nyakman dalam siaran pers yang diterima Antaranews, Selasa,
Selain risiko banjir, lanjut Hidayat, perlindungan tersebut juga untuk kekeringan dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
"Selain itu, asuransi tersebut juga untuk membagi kerugian akibat risiko yang sama, kepada pihak lain melalui skema pertanggungan asuransi," ujarnya.
Uji coba sistem asuransi usaha tani padi tersebut dilakukan di Gresik dan Tuban, bekerja sama dengan pemda setempat dan PT Jasindo. Uji coba tersebut akan diterapkan pada lahan seluas 475 hektare.
Hidayat mengatakan asuransi perlu dilakukan karena para pelaku agribisnis, petani maupun pengusaha terutama dalam kegiatan budidaya dan pemasaran hasil pertanian, membutuhkan perlindungan.
"Besarnya nilai pertanggungan yang akan diberikan untuk asuransi ini sebesar Rp6juta rupiah per hektare," katanya.
Uji coba asuransi usaha tani padi ini rencananya terlebih dahulu diberikan kepada petani peserta program Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi (GP3K) dengan premi sebesar Rp180.000 per hektare untuk satu musim. Premi tersebut akan dibayar oleh petani sebesar 20 persen dan 80 persen oleh Petrogres
Kegiatan GP3K yang telah berjalan hingga pertengahan Maret 2013 tersebut, mencapai 129.819 hektare, yang tersebar di sejumlah wilayah yaitu Jawa Timur (73.162 hektare), Jawa Tengah (35.184 hektare), Yogyakarta (1.354 hektare) dan luar Jawa (20.119 hektare).
http://www.antaranews.com/berita/364133/sistem-asuransi-usaha-tani-padi-diuji-coba