PT Petrokimia Gresik (PKG) berkomitmen untuk semakin membudayakan inovasi agar memiliki daya saing yang tinggi. Upaya ini terlihat dalam acara tahunan Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) ke XVIII dan International Quality and Productivity Convention (IQPC) 2014, dimana PKG mencatat prestasi yang cukup gemilang. Dari 4 gugus inovasi PKG yang berpartisipasi, 3 diantaranya meraih Platinum dan 1 meraih Gold.
Penghargaan ini diserahkan oleh penyelenggara (Wahana Kendali Mutu) pada malam penghargaan TKMPN dan IQPC 2014 di Hotel Harmoni One Batam, Jumat (21/11). Pada tahun ini, TKMPN dan IQPC 2014 mengambil tema “Nasionalisme Mempercepat Peningkatan Mutu Karya dan Citra Bangsa”. Antusiasme terlihat dari banyaknya jumlah gugus atau peserta yang mengikuti acara ini. Tercatat ada 284 gugus inovasi dari 114 perusahaan dengan total peserta 1.190 orang.
Dirut WKM Suwahono menyebutkan bahwa semakin banyak peserta maka akan semakin baik. Karena kegiatan ini bertujuan untuk mengumpulkan insan mutu dari berbagai perusahaan dan instansi untuk saling berbagi mengenai pengendalian mutu dan inovasi ditempatnya masing-masing. Kata kunci dalam kegiatan ini adalah peningkatan mutu, kualitas, serta produktivitas, dimana jika mutu bagus maka akan meningkatkan produktivitas. “Maka hal ini dengan sendirinya juga akan meningkatkan citra bangsa,” ujarnya.
Dalam ajang ini, seluruh peserta melewati proses penilaian yang cukup ketat. Mulai dari mempresentasikan hasil inovasinya hingga sesi wawancara bersama dewan juri untuk pendalaman materi. Para dewan juri sendiri merupakan praktisi berpengalaman dari berbagai perusahaan yang kompeten di bidangnya.
Setelah melewati proses penilaian tersebut, gugus inovasi PKG berhasil meraih kategori Platinum dan Gold. Kategori Platinum diraih oleh Gugus Inovasi Operasional (GIO) SIP3, GIO Triple Five, dan Sistem Saran (SS) Harum. Sedangkan SS Steel meraih kategori Gold.
GIO SIP3 mendapatkan Platinum karena berhasil mengembangkan sistem terintegrasi (website) bekerjasama dengan perbankan untuk penebusan dan penyaluran pupuk bersubsidi secara online dan realtime. Sehingga berhasil menghilangkan komplain akibat terlambatnya penerbitan deleviry order (DO) dan mempercepat proses penerbitannya (hanya 5 menit per DO). Inovasi ini mencatat penghematan nyata sebesar Rp 10 juta/bulan serta potensi penghematan Rp448 juta/bulan. Sedangkan GIO Triple Five berhasil mendesain talang peluncur untuk menggantikan fungsi conveyor bahan baku pupuk Phonska, sehingga berhasil mengeliminasi hilangnya produksi 3.836 ton (akibat conveyor sering rusak, sehingga pabrik shutdown) dan biaya pemeliharan setara dengan Rp 16,3 miliar dalam 3 bulan.
Selanjutnya, SS Harum dari Kompartemen Riset PKG berhasil membuat pupuk NPK 12-11-10 beserta rekomendasi pemupukan untuk menggarap pasar potensial non-subsidi, khususnya tembakau. Keberadaan produk baru ini turut menyumbang omzet perusahaan sebesar Rp 2,8 miliar pada periode Mei-Nov 2013. Sedangkan SS Steel melakukan inovasi dengan mengurangi frekuensi kebocoran steam coil E1002 di daerah HAZ elbow dengan mengurangi daerah HAZ dengan memanfaatkan pipa pre bending untuk dijadikan elbow 900 dan spool. Inovasi ini berhasil menghemat Rp 42,2 juta untuk 1 set steam coil E1002.
Manager Organisasi dan
Prosedur PKG Tjaturtjitra Suhitarini mengungkapkan bahwa pihaknya akan semakin
menggalakkan inovasi agar semakin banyak lagi gugus inovasi PKG yang
berprestasi dalam ajang serupa. “Tapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana
inovasi ini dapat diterapkan secara konsisten di berbagai unit kerja untuk
meningkatkan produktivitas serta kinerja perusahaan,” ujarnya. (edri)