Petrokimia Rekayasa Sampah Bersama Warga Melalui Bank Sampah

28 Juni 2012 14:28 / Humas PKG / 7078x dilihat

Tempat : Desa Roomo Meduran

Hari/ Tanggal : Kamis /28 Juni 2012

Persoalan sampah yang makin komplek dewasa ini dijadikan PT Petrokimia Gresik (PKG) melalui Departemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai peluang dalam memberdayakan masyarakat. Dampak sosial dari pengelolaan sampah yang hingga saat ini belum begitu teratur menjadikan masyarakat kurang sadar akan pentingnya mengatasi persoalan sampah yang akibatnya dapat merugikan kesehatan masyarakat.

Tumpukan sampah yang dibiarkan begitu saja acap kali mengundang bakteri-bakteri pembawa penyakit datang dan menyebar ke masyarakat.Penyakit yang sering timbul akibat permasalahan sampah diantaranya adalah Tipes, Diare, Malaria dan lain sebagainya.

Pengelolaan sampah yang selama ini dipusatkan melalui TPA (Tempat Pembuangan Sampah) yang ada, menyisakan masalah akibat lahan yang sempit dan sampah yang menumpuk begitu saja tanpa ada pengelolaan terintegrasi.

Dari permasalahan di atas PKG bersama masyarakat mencoba merumuskan cara yang dapat menjawab masalah di atas. Diskusi yang berlangsung antara pihak PKG dengan masyarakat membuahkan hasil ide untuk mengembangkan bank sampah di wilayah ring I.

Tidak tanggung-tanggung, hampir seperempat miliar dana dari PKBL PKG dikucurkan untuk pembangunan Bank Sampah yang diberi nama Bank Sampah Meduran BERSATU (Bersih, Elok, Ramah, Santun, Aman, Terampil dan Unggul).

Dalam pelaksanaanya PKG juga memberikan bantuan berupa pelatihan kepada tim yang akan mengelola sampah tersebut. Selain itu sosialisasi juga dilakukan terus menerus guna menyadarkan masyarakat mengenai keberadaan bank sampah Meduran BERSATU binaan PKG.

Jika dilihat secara umum, Bank Sampah di Gresik memang sudah banyak berdiri, namun ada kelebihan dari Bank Sampah Meduran BERSATU binaan PKG, disamping dikelola tim yang solid dan militant, Bank Sampah ini juga dapat menghasilkan omzet sampai dengan saat ini (enam bulan) mencapai 30 Juta Rupiah. Padahal bank sampah lain hanya mendapatkan omzet rata-rata 2 Juta selama enam bulan. Dan hingga sekarang nasabah yang sudah terdaftar sebanyak 256, angka ini terus berkembang seiring dengan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat terkait dengan pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan berdampak moneter. Kesuksesan ini juga tidak terlepas dari sistem yang sudah diatur oleh kedua belah pihak. Yaitu sistem Aktif dan sistem Pasif.

Sistem aktif lebih condong untuk mengajak warga mengepak dan memisahkan sendiri sampah anorganik sebelum disetor atau ditabung di bank sampah. Sedangkan sistem pasif merupakan kerjaan tim bank sampah yang mengambil sampah anorganik di rumah warga untuk kemudian dikelola di bank sampah.

Direktur SDM dan Umum, Koeshartono dalam press conferencenya menyatakan tujuan PKG membangun bank sampah ini, yaitu :

  1. Mengajak dan mendorong masyarakat khususnya para ibu-ibu untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan disekitarnya dalam upaya pengelolaan persampahan dan penghijauan lingkungannya

  2. Mengaktifkan peran serta masyarakat langsung untuk mengurangi sampah dan menjadikan sampah tersebut menjadi berkah bermanfaat dari aspek lingkungan, sosial dan ekonomi

  3. Membangun kesadaran di masyarakat tentang pentingnya memilah, mengolah dan menjadikan sampah sebagai barang yang bernilai ekonomis guna memberikan tambahan penghasilan.

Dalam keberlanjutan program PKBL yang telah dijalankan, PKG mengembangkan program CSR yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan memaksimalkan potensi yang dimiliki demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan salah satu alternatif yang paling realistis terkait dengan tujuan di atas adalah mendirikan Bank Sampah.

Apabila program ini berjalan efektif tidak menutup kemungkinan akan di kembangkan lagi ke desa-desa lain di wilayah Kabupaten Gresik. Sehingga akan tercipta masyarakat yang peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan dapat menambah income yang diperoleh supaya bisa membantu pendapatan keluarga. Lanjut Koeshartono di tempat yang sama.

Dan terakhir, Koeshartono berharap program bantuan bank sampah ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi semua warga khususnya warga Desa Roomo serta bisa menjadi inspirasi bagi kelompok-kelompok lain dalam mengelola sampah.

PT Petrokimia Gresik

Ilham Setiabudi
Sekretaris Perusahaan