GRESIK-PT Petrokimia Gresik telah merealisasikan pupuk bersubsidi
sebesar 288.000 ton atau 72 persen dari target total realisasi selama
Januari 2014 yakni sebesar 401.000 ton.
Ditektur Utama PT
Petrokimia Hidayat Nyakman mengatakan di Gresik, Rabu, total realisasi
itu sudah sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Pertanian (Permentan)
No 122 Tahun 2013.
"Dalam penyaluran pupuk bersubsidi, PT
Petrokimia Gresik mengacu Permentan, dan untuk tahun ini Petrokimia
mengacu pada Permentan No 122 Tahun 2013, dimana PKG diharuskan
menyalurkan pupuk sebesar 4,5 juta ton," katanya kepada Antara.
Rincian
jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan meliputi urea 193 ribu ton, ZA
800.000 ton, SP-36 760.000 ton, phonska 2 juta ton dan petroganik
800.000 ton.
Dikatakannya, penyaluran pupuk harus didasarkan pada
Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) yang disusun oleh kelompok
tani dan dibantu penyuluh pertanian di berbagai wilayah.
Kemudian,
hasilnya dibawa ke tingkat kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi
dan terakhir akan terpusat di Kementerian Pertanian.
"Dari sinilah akan diketahui berapa kebutuhan pupuk bersubsidi yang diajukan oleh petani dari seluruh Indonesia," katanya.
Ia
menjelaskan di tingkat bawah penyaluran pupuk bersubsidi perlu didukung
gubernur melalui Pergub serta bupati melaui Perbup untuk total alokasi
kebutuhan pupuk di daerah yang disetujui pemerintah pusat.
Ia
berharap distribusi pupuk tidak kembali mengalami kendala sebab
kelangkaan pupuk bersubsidi yang pernah terjadi juga karena masih banyak
pemerintah daerah dan kota yang belum mengeluarkan peraturan bupati
terkait penyaluran alokasi pupuk.
"Dari 475 kabupaten/kota, baru 15 kabupaten/kota yang sudah membuat SK terkait distribusi pupuk," kata Nyakman.
Nyakman
mengimbau petani agar menyusun RDKK sesuai kebutuhannya dalam satu
tahun, dimana dalam penyusunannya Petrokimia merekomendasikan pemupukan
berimbang 5:3:2 (500 kg Petroganik, 300 kg Phonska, dan 200 kg Urea per
hektar sawah).
Sementara terkait kelangkaan pupuk dua tahun
terakhir, Nyakman mengakui alokasi pupuk dalam dua tahun terkahir memang
terus berkurang, sebab adanya revisi anggaran subsidi karena depresiasi
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
"Namun berdasarkan
kesepakatan antara pemerintah dan DPR, produsen pupuk diminta tetap
melayani petani asalkan tidak melebihi RDKK," katanya.(*/hrb)
http://www.investor.co.id/home/petrokimia-realisasikan-pupuk-bersubsidi-288000-ton/75846