Petrokimia Larang Penjualan Pupuk Secara Paket

01 April 2013 08:17 / http://www.beritajatim.com / 8679x dilihat
Reporter : Oryza A. Wirawan

Jember (beritajatim.com) - PT Petrokimia Gresik melarang penjualan pupuk bersubsidi secara paket oleh kios dan distributor di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Distributor justru diwajibkan menyosialisasikan pupuk berimbang melalui demonstration plot (demplot).

Hal ini dikemukakan Joko Utomo, Manajer Penjualan PT Petrokimia untuk Wilayah Jawa dan Bali, di Jember, Senin (25/3/2013). "Kami melarang pemaksaan petani untuk membeli paket. Justru sosialisasi kami lakukan terus, karena petani perlu diedukasi," katanya.

Keluhan penjualan dengan sistem paket muncul di Jember. Hendro Handoko, salah satu petani, menjelaskan, pihaknya terimbas model dagang yang diterapkan distributor kepada kios. "Setiap kios harus melakukan penebusan 4 berbanding 5. Empat itu adalah pupuk paket NPK Phonska, petroganik, atau SP-36. Sementara yang lima adalah ZA. Kalau tak melakukan penebusan terhadap pupuk paket, maka sampai kapan pun, kios tak dikirimi ZA," katanya.

Padahal, di tingkat petani, ZA sangat diminati dibanding pupuk paket, terutama NPK Phonska. Ini bisa terlihat dari data penjualan pupuk bersubsidi Petrokimia di Jember pada tahun 2012. Tahun lalu, dari alokasi ZA sebesar 39.490 ton, terealisasi 40.895 ton atau 104 persen. Sementara Phonska dari alokasi 20 ribu ton, hanya terealisasi 16.224 ton atau 81 persen.

Imbas dari pemaksaan pembelian pupuk paket ini, petani harus menebus pupuk ZA dengan harga di atas harga eceran tertinggi (HET). Menurut Hendro, ini dikarenakan kios menjual Phonska dengan harga di bawah HET dari Rp 115 ribu per zak menjadi Rp 110 ribu per zak agar lebih cepat laku. Namun di lain pihak, kios menjual ZA dengan harga di atas HET yakni Rp 70 ribu per zak menjadi Rp 75-80 ribu per zak.

Joko menyatakan, Petrokimia tak pernah menginstruksikan penjualan memaksa seperti yang dimaksud Hendro. Petrokimia menginginkan pemupukan paket dalam artian berimbang. Pemupukan berimbang ini yang gencar disosialisasikan sehingga petani memiliki kesadaran.

Tahun 2012, Petrokimia membuat demplot di 21 lokasi yang tersebar di berbagai kecamatan. Demplot ini untuk menunjukkan manfaat dan pentingnya pemupukan berimbang. Dalam setengah hektare tanah setiap demplot, digunakan pupuk 300 kilogram Phonska, 150 kilogram ZA, dan 500 kilogram petroganik. Hasilnya adalah 8 ton gabah kering panen per demplot. "Ini lebih tinggi 2 ton dibandingkan lahan petani sekitar," kata Joko.

Tahun ini, Petrokimia mewajibkan seluruh distributor membuat demplot. Di Jember, terdapat sembilan distributor resmi Petrokimia. Masing-masing diwajibkan membuat tiga unit demplot. Jika itu tidak dipatuhi, maka Petrokimia akan memberikan sanksi kepada distributor. "Minimal ada pengurangan luas wilayah yang menjadi tanggung jawab distribusinya," kata Joko.

Joko berharap, dengan sosialisasi itu, sedikit demi sedikit pola pikir petani berubah. "Petani kita sekarang masih 'minded' urea. Padahal urea berlebih, petani hanya memanen jerami, karena urea memicu tumbuhan vegetatif," katanya. [wir]

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2013-03-25/166007/Petrokimia_Larang_Penjualan_Pupuk_Secara_Paket