Petrokimia Gresik Siap Bertarung Demi Selamatkan Hortikultura Lokal

02 Juli 2012 09:47 / http://www.beritajatim.com / 5817x dilihat

Reporter : Deni Ali Setiono

Gresik (beritajatim.com) - Para petani lokal geram terhadap kondisi terpinggirkannya buah dan sayuran lokal oleh produk impor. Kondisi itu disebabkan oleh kurang tersedianya benih berkualitas dalam jumlah memadai serta lemahnya kegairahan petani baru untuk membuat produk buah-buahan dan sayuran. Juga kurang memadainya infrastruktur logistik buah.


Bukan rahasia lagi konsumen lebih suka mengkonsumsi produk buah dan sayur impor daripada produk lokal. Terlebih lagi, dengan adanya perubahan perilaku konsumen yang semakin menyukai produk impor. Karena buah impor yang semakin mudah didapat dan harganya murah.

Seperti yang diungkapkan Nyonya Zuna Puspita seorang ibu rumah tangga yang juga berprofesi sebagai seorang guru di Gresik. Menurutnya, dirinya lebih memilih produk buah dan sayuran (hortikultura) impor karena beberapa alasan. "Kualitas buah dan sayuran impor lebih bagus, lebih fresh dan kemasannya menarik serta harganya relatif murah," katanya, Jumat (28/06/2012).

Dia juga menambahkan, biasanya produk hortikultura impor yang dibeli apel, jeruk, anggur, pisang,melon, tomat, wortel, dan jagung

Contoh buah melon impor per kilo didapat dengan harga Rp 4.500. Sedangkan melon lokal harga per kilonya Rp 5.000. Hal demikian juga berlaku pada sayuran wortel impor harga per kilonya Rp 5.000. Wortel lokal Rp harga per kilonya Rp 6.000.

"Dari segi kualitas barang jauh berbeda. Misalnya, melon impor lebih manis tanpa isi dan lebih segar. Sama halnya dengan wortel impor lebih besar, tidak mudah busuk dibanding wortel lokal," tutur Zuna Puspita.

Berdasarkan survey cepat yang dilakukan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KBI) Surabaya terhadap sejumlah responden pedagang hortikultura di Jawa Timur menunjukkan adanya ketergantungan tinggi terhadap komoditas hortikultura impor tertentu, seperti jeruk (60-70 persen), wortel (50-55 persen), apel (50-60 Persen), dan cabai (20-25 persen).

Kesimpulannya produk hortikultura impor diminati konsumen daripada produk hortikultura lokal. Kondisi ini membuat simpatik pabrik pupuk terlengkap, PT Petrokimia Gresik. Hal tersebut ditunjukkan dengan terus berinovasi membuat benih unggul agar bisa bertarung dengan produk hortikultura impor.

Manager Humas PT Petrokimia Gresik, Dupi Madya Ardiono mengatakan, guna mengatasi serbuan produk hortikultura impor. Perusahannya telah melakukan inovasi produk PT Petrokimia Gresik yakni Petro Biofertil yang sangat cocok bagi pembudayaan produk hortikultura. "Dari hasil inovasi ini terkandung mikroba yang menguntungkan untuk kesuburan, sehingga fungsi tanah lebih sehat," tuturnya.

Selain ada Petro Biofertil lanjut Dupi Madya Ardiono, PT Petrokimia Gresik juga menciptakan inovasi benih unggul untuk tanaman hortikultura dengan menciptakan Petro Seed. "Pada intinya semua benih unggul untuk produk hortikultura yang kami miliki ada. Tinggal bagaimana petani mau merubah paradigma dan tidak gampang menyerah," tandasnya.

Sebagai perusahaan pabrik pupuk terlengkap di tanah air. PT Petrokimia Gresik total memiliki 26 produk mulai dari pupuk hingga penyediaan benih unggul. Apalagi perusahaan benih di tanah air tidak banyak.

"Semula kami fokus ke pupuk kimia saja. Tapi, melihat banyaknya produk hortikultura impor masuk ke pasar dalam negeri. PT Petrokimia sudah mengarah ke hortikultura agar petani lokal bisa bersaing dan tidak terpinggirkan lagi," tutur Dupi Madya Ardiono.

Bahkan, untuk menyakinkan petani, PT Petrokimia Gresik melakukan demonstrasi plot (Demplot) yaitu memberikan contoh bagi petani di sekitarnya untuk menerapkan bagaimana menghasilkan atau bercocok tanam dengan hasil bagus.

Mekanisme demplot, contoh petani memiliki 100 hektar lahan. Dari bagian itu, PT Petrokimia Gresik mengambil 1 hektar ditanami dengan benih hasil inovasinya. Setelah itu, sambil menunggu panen. Petani tetap diberi arahan cara merawat dan menghasilkan produk hortikultura yang bermutu. Cara seperti ini seringkali dilakukan guna menyakinkan petani.

"Semua cara kami lakukan. Tidak hanya prosesnya saja. Bahkan, Petrokimia Gresik juga melakukan pendampingan saat panen maupun penjualan produk hortikultura lokal ke pasar modern," ungkap Dupi Madya Ardiono. [dny/kun]

http://www.beritajatim.com/detailnews.php/1/Ekonomi/2012-06-29/139890/Petrokimia_Gresik_Siap_Bertarung_Demi_Selamatkan_Hortikultura_Lokal