Keunggulan dari benih padi Petroseed adalah
tahan wereng coklat biotipe 2,3 dan tahan terhadap bakteri hawar daun strain III
dan IV.
Badan Usaha Milik Negara di bidang pupuk PT Petrokimia Gresik (PKG) memproduksi Petroseed guna membantu petani dalam mengatasi masalah ketersediaan benih.
Dirut PT Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman mengatakan, implementasi nyata dari PKG adalah dengan mengembangkan benih padi yang diberi nama Petroseed. Benih padi yang dikembangkan sejak 2007 itu dimulai dengan benih padi varietas Ciherang.
Benih padi tersebut diproduksi melalui kerjasama kemitraan dengan kelompok tani dan petani penangkar di beberapa daerah potensial penghasil padi di Jawa Timur.
Keunggulan dari benih padi Petroseed adalah tahan wereng coklat biotipe 2,3 dan tahan terhadap bakteri hawar daun strain III dan IV.
"Sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang penyediaan sarana pertanian, kami merasa perlu turut andil dalam membantu para petani dalam mengatasi masalah ketersediaan benih," ujar dia melalui siaran pers, Rabu (11/4).
Dia memaparkan, inovasi dan pengembangan itu didasari dari benih merupakan salah satu komponen utama pencapaian swasembada pangan karena benih yang digunakan akan sangat mempengaruhi hasil panen.
"Penggunaan benih padi turunan non unggul oleh petani akan menyebabkan penurunan potensi hasil dan daya tahan tanaman padi terhadap hama dan penyakit," tutur Hidayat.
Kemitraan produksi benih padi Petroseed oleh PKG hingga Maret 2012 sudah dilaksanakan di beberapa kabupaten di Jawa Timur, yaitu Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Sidoarjo, Mojokerto, Nganjuk, Madiun, Lumajang, Ponorogo, dan Ngawi. Serta beberapa kabupaten di Jawa Tengah seperti Sragen, Kebumen, Pekalongan, dan Batang. Ke depan, pihaknya akan menjajaki kemitraan produksi benih di propinsi DIY dan Sulawesi Selatan.
Penangkaran benih baru dilaksanakan di Jawa Timur dan Jawa Tengah karena PT Petrokimia Gresik baru mendapatkan izin penangkaran benih dari UPT PSBTPH (Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura) Jawa Timur.
Varietas benih yang dikembangkan adalah varietas Ciherang, Inpari 1, IR 64 dan Inpari 13. "Belakangan, mulai dikembangkan varietas padi hibrida (Petro Hybrid) yang sudah mulai diujicobakan oleh ke petani di berbagai daerah," kata dia.
Ada dua model kemitraan untuk penangkaran Petroseed, yaitu model kemitraan dimana PT Petrokimia Gresik hanya membeli gabah kering dari petani/ kelompok tani penangkar benih curah untuk diproses dan akhirnya dikemas di pabrik Petroseed di Gresik.
Benih padi Petroseed juga secara operasional digunakan dalam program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi).
Badan Usaha Milik Negara di bidang pupuk PT Petrokimia Gresik (PKG) memproduksi Petroseed guna membantu petani dalam mengatasi masalah ketersediaan benih.
Dirut PT Petrokimia Gresik Hidayat Nyakman mengatakan, implementasi nyata dari PKG adalah dengan mengembangkan benih padi yang diberi nama Petroseed. Benih padi yang dikembangkan sejak 2007 itu dimulai dengan benih padi varietas Ciherang.
Benih padi tersebut diproduksi melalui kerjasama kemitraan dengan kelompok tani dan petani penangkar di beberapa daerah potensial penghasil padi di Jawa Timur.
Keunggulan dari benih padi Petroseed adalah tahan wereng coklat biotipe 2,3 dan tahan terhadap bakteri hawar daun strain III dan IV.
"Sebagai BUMN yang bergerak dalam bidang penyediaan sarana pertanian, kami merasa perlu turut andil dalam membantu para petani dalam mengatasi masalah ketersediaan benih," ujar dia melalui siaran pers, Rabu (11/4).
Dia memaparkan, inovasi dan pengembangan itu didasari dari benih merupakan salah satu komponen utama pencapaian swasembada pangan karena benih yang digunakan akan sangat mempengaruhi hasil panen.
"Penggunaan benih padi turunan non unggul oleh petani akan menyebabkan penurunan potensi hasil dan daya tahan tanaman padi terhadap hama dan penyakit," tutur Hidayat.
Kemitraan produksi benih padi Petroseed oleh PKG hingga Maret 2012 sudah dilaksanakan di beberapa kabupaten di Jawa Timur, yaitu Gresik, Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Sidoarjo, Mojokerto, Nganjuk, Madiun, Lumajang, Ponorogo, dan Ngawi. Serta beberapa kabupaten di Jawa Tengah seperti Sragen, Kebumen, Pekalongan, dan Batang. Ke depan, pihaknya akan menjajaki kemitraan produksi benih di propinsi DIY dan Sulawesi Selatan.
Penangkaran benih baru dilaksanakan di Jawa Timur dan Jawa Tengah karena PT Petrokimia Gresik baru mendapatkan izin penangkaran benih dari UPT PSBTPH (Unit Pelaksana Teknis Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Holtikultura) Jawa Timur.
Varietas benih yang dikembangkan adalah varietas Ciherang, Inpari 1, IR 64 dan Inpari 13. "Belakangan, mulai dikembangkan varietas padi hibrida (Petro Hybrid) yang sudah mulai diujicobakan oleh ke petani di berbagai daerah," kata dia.
Ada dua model kemitraan untuk penangkaran Petroseed, yaitu model kemitraan dimana PT Petrokimia Gresik hanya membeli gabah kering dari petani/ kelompok tani penangkar benih curah untuk diproses dan akhirnya dikemas di pabrik Petroseed di Gresik.
Benih padi Petroseed juga secara operasional digunakan dalam program GP3K (Gerakan Peningkatan Produksi Pangan berbasis Korporasi).