GRESIK – PT Petrokimia Gresik (PKG) menyatakan siap mengekspor pupuk ke
Myanmar sebagai strategi memperluas pasar. Langkah ini dilakukan karena
pasokan untuk dalam negeri mencukupi.
“Ekspor pupuk
diperbolehkan pemerintah karena ketersediaan pupuk bersubsidi di dalam
negeri aman. Tahun ini kelangkaan pupuk yang sempat terjadi tahun-tahun
lalu berkurang. Makanya, kami ekspansi ekspor pupuk,” ujar Direktur
Utama PT Petrokimia Gresik HidayatNyakmansaat peringatan Hari Ulang
Tahun Petrokimia Gresik di Stadion Petrokimia, Gresik, Jawa Timur,
kemarin.
Dia menambahkan, demi menyukseskan ekspor pupuk ke luar
negeri, pihak manajemen sengaja membuat demplot penanaman padi
menggunakan pupuk produksi PKG di Myanmar. Rencananya, pupuk yang
sosialisasikan untuk diekspor adalah jenis phonska, urea, dan pupuk
organik. Sayangnya, Hidayat tidak menyebut kapasitas pupuk yang akan
diekspor ke Myanmar. Hanya, dia menjelaskan bahwa terdapat potensi yang
luar biasa di negara tetangga tersebut.
Hal ini karena produksi
padi di Myanmar masih tradisional. Dalam satu hektarenya produksi padi
hanya 3,5 ton, padahal di Indonesia sudah mencapai 7–8 ton per hektare.
“Di Myanmar itu masih tradisional penanaman padinya. Apalagi, pupuk juga
tidak ada subsidi, sehingga transaksinya nanti dengan petani langsung,”
ungkap Hidayat. Dia menambahkan, demplot padi yang ditanam di Myanmar
ditargetkan dapat dipanen pada September 2013.
Mantan Dirut
Pupuk Kaltim ini menyebutkan, sepanjang tahun lalu kinerja PKG tumbuh
signifikan, dilihat dari peningkatan aset, pendapatan dan laba. Tahun
lalu PKG mampu membukukan laba hingga Rp1,371 triliun atau naik
dibanding 2011 yang hanya Rp1,075 triliun. Adapun PKG memperoleh Rp21,69
triliun dari penjualan tahun lalu, meningkat dibanding 2011 yang hanya
Rp16,2 triliun.
“Seiring bertambahnya kepercayaan pemerintah
dalam penugasan pemenuhan pupuk kepada PKG, perusahaan terus melakukan
pengembangan pabrik beserta sarana penunjangnya,” bebernya. Di antara
upaya pengembangannya, lanjut Hidayat, adalah perluasan pelabuhan dan
pergudangan. Kemudian pembangunan revamping asam fosfat sebagai
substitusi impor dan pembangunan pabrik amoniak-urea II untuk memenuhi
kebutuhan pupuk urea secara nasional.
Terakhir, proyek instalasi
pengolahan air (IPA) Gunungsari Surabaya untuk menjamin ketersediaan
kebutuhan air industri 3.000 meterkubik per jam. “Kami berharap bisa
tepat waktu karena dengan semua tambahan fasilitas tersebut akan
mendukung penambahan kapasitas produksi hingga mencapai 10 juta ton per
tahun. Sehingga, dapat memenuhi sebagian kebutuhan pupuk nasional,” kata
Hidayat.
Di bagian lain, Sekretaris Perusahaan PKG Bambang Heru
menyatakan, PKG tidak hanya fokus pada pengembangan perusahaan tetapi
juga akan terus melakukan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap
masyarakat sekitar dengan menggelar program kemitraan dan bina
lingkungan. Salah satunya adalah dengan menyalurkan kredit mitra binaan
senilai Rp61,19 miliar, termasuk dana pembinaan pelatihan yang mencapai
Rp8,8 miliar.
“Kami harapkan upaya tersebut bisa mendukung
perusahaan dalam mencapai aset Rp20 triliun dan laba bersih naik menjadi
Rp1,5 triliun,” pungkasnya. ● ashadi ik