Petrokimia Gresik Bangun Instalasi Penjernihan Air Rp461,7 Miliar

04 Juni 2014 12:02 / http://surabaya.bisnis.com / 7303x dilihat

Peni Widarti - 04 Juni 2014, 05:40 WIB

Bisnis.com, SURABAYA — PT Petrokimia Gresik (PKG) menginvestasikan Rp461,7 miliar untuk membangun proyek instalasi penjernihan air (IPA) seiring dengan ekspansi pabrik bahan baku dan pupuk yang diperkirakan membutuhkan air industri hingga 4.895 m3/jam.

Direktur Utama PKG Hidayat Nyakman mengatakan untuk memenuhi pasokan pupuk dalam mendukung program ketahanan pangan nasional, PKG tengah mengembangkan sejumlah proyek seperti pabrik asam fosfat, amoniak urea II, ZA IV, Phonska V dan ZK II.

Namun, lanjutnya, dengan penambahan pabrik-pabrik tersebut dibutuhkan air industri yang lebih banyak dari kapasitas produksi air PKG sebelumnya yakni 2.770 m3/jam yang diperoleh dari IPA Babat (2.050 m3/jam) dan IPA Gunungsari Surabaya (720 m3/jam).

"Kalau nanti kebutuhan air industrinya menjadi 4.895 m3/jam, maka kami menambah kapasitas IPA di Gunungsari sebanyak 3.000 m3/jam," katanya usai acara Ground Breaking Proyek Uprating IPA Gunungsari - PKG, di Surabaya, Selasa (3/6/2014).

Dia menjelaskan rencananya air industri yang diproduksi di IPA Gunungsari akan disalurkan lewat pipa sepanjang 30 km melalui jalan tol Surabaya - Gresik. Proyek instalasi penjernihan air PKG tersebut diproyeksikan rampung pada Juli 2015.

Hidayat menambahkan untuk membangun IPA tersebut PKG menggunakan investasi dari pinjaman bank sebesar 70% dan dana internal PKG 30%. Pembangunan IPA tersebut dikerjakan oleh PT Aneka Jasa Ghradika (AJG) sebagai kontraktor proyek.

Dengan membangun pabrik khusus bahan baku pupuk dan menambah kapasitas pabrik pupuk, maka diperkirakan PKG mampu memproduksi pupuk hingga 10 juta ton.

"Rencana pembangunan pabrik amoniak urea ini masih dalam proses tender, kalau sudah ada pemenangnya maka kami segera melakukan pembangunan dengan jangka waktu sekitar 33 bulan. Setelah itu baru menambah kapasitas pabrik pupuknya," ujarnya.

Selain itu, lanjut Hidayat, selama ini bahan baku untuk pupuk urea masih diimpor dari Kalimantan. Menurutnya, dengan membangun sendiri infrastruktur pabrik maka dapat menekan biaya produksi pupuk dan efisiensi waktu.

"Ongkos angkut dari Kalimantan saja mencapai Rp200.000/ton. Kalau kami bisa memproduksi sendiri bahan baku maka bisa lebih mengehemat dan tidak akan ketergantungan impor bahan baku. Belum lagi waktu yang dibutuhkan dalam pengiriman bahan bakunya ke Gresik, kalau pengiriman terlambat otomatis produksi pupuk kami juga terlambat," jelas Hidayat.

FOKUS DALAM NEGERI

Direktur Komersil PKG T. Nugroho Purwanto menjelaskan tahun ini PKG menargetkan realisasi penyaluran pupuk bersubsidi jenis urea, ZA, SP-36, Phonska, dan Petroganik sebanyak 4,05 juta ton. Hingga Mei 2014, realisasi penyaluran pupuk PKG sudah mencapai 52,4% atau sekitar 2,1 juta ton pupuk.

"Permintaan pupuk untuk di dalam negeri ini setiap tahun mengalami peningkatan, bahkan ada beberapa daerah yang menyerap pupuk sesuai alokasi malah masih kurang," katanya.

Nugroho memerinci, realisasi penyaluran pupuk bersubsidi jenis urea hingga Mei ini sudah mencapai 106.275 ton, pupuk ZA sebanyak 400.759,2 ton, pupuk SP-36 sebanyak 406.107 ton, pupuk Phonska 975.348,05 ton, dan Petroganik 240.301,18 ton.

Dia menambahkan PKG saat ini pun fokus terhadap pasar dalam negeri terutama Jawa Timur dan Jawa Tengah yang masih membutuhkan pasokan, sedangkan produksi pupuk untuk pasar ekspor hanya 10% dari total produksi 6,5 juta ton/tahun.


Editor : Wahyu Darmawan

http://surabaya.bisnis.com/read/20140604/11/71925/petrokimia-gresik-bangun-instalasi-penjernihan-air-rp4617-miliar