Sogi, petani asal Kelompok Tani Sido Maju, Desa Bumirejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, menyatakan bahwa manfaat dan tujuan program Gerakan Peningkatan Produktivitas Pangan berbasis Korporasi (GP3K) bisa dirasakan secara maksimal jika petani terus mendapatkan kawalan dan bimbingan, terutama dari PT Petrokimia Gresik (PG).
Hal tersebut ia sampaikan dihadapan Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (PI) Aas Asikin Idat, Dirut PG Nugroho Christijanto, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo, Kepala Dinas Pertanian Provinsi DI Yogyakarta Sasongko (mewakili Gunernur DIY), usai panen raya di Kulonprogo, Selasa (26/4).
Keinginan tersebut muncul dikarenakan PG berhasil mengawal tiga kelompok tani (Poktan) peserta program GP3K di Desa Bumirejo, Kulonprogo, melalui kampanye pemupukan berimbang 5:3:2, yaitu 500kg pupuk organik Petroganik, 300kg pupuk NPK Phonska, dan 200kg pupuk Urea untuk setiap hektar sawah.
Dirut PI Aas Asikin Idat menyampaikan bahwa formula 5:3:2 rekomendasi PG terbukti berhasil meningkatkan panen sebesar 1 - 1,5 ton gabah kering panen (gkp) per hektar sawah.
"Hasilnya selalu di atas rata-rata panen daerah, yaitu berkisar 7 - 8,5 gkp per hektar," ujar Dirut PI Aas Asikin Idat.
Adapun ketiga Poktan yang melakukan panen raya adalah Poktan Langgeng, Tani Maju, dan Grenggseng. Poktan Langgeng dan Tani Maju sebelumnya hanya memanen 7 ton gkp per hektar, kini dengan formula 5:3:2 meningkat menjadi 8 ton gkp per hektar. Sedangkan Poktan Grengseng dari 7 ton gkp per hektar menjadi 8,5 ton gkp per hektar.
Oleh karena itu, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan apresiasinya kepada PG, warga petani, serta dinas pertanian yang telah menyukseskan program GP3K.
"PG telah memberikan kontribusi besar dlm ketahanan pangan nasional. Semoga dapat diterapkan di derah lain, sehingg dpt meningkatkan kesejahteraan petani DIY," ujar Sri Sultan HB X dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Dinas Pertanian DIY, Sasongko.
Sementara itu, realisasi tanam GP3K di Kabupaten Kulonprogo per 14 April 2016 sudah melampaui target. Realisasi tanam saat ini mencapai 1.764 ha atau 110% dari rencana 1.600 ha.
Persentase realisasi tanam GP3K di Kulonprogo ini terbesar kedua di DIY. Realisasi tanam paling besar di DIY berada di Kabupaten Sleman, seluas 2.628 ha (131%) dari rencana 2.000 ha, kemudian Kabupaten Bantul seluas 1.545 ha (70%) dari rencana 2.200 hektare. Di Kabupaten Gunung Kidul teralisasi 600 ha (55%) dari rencana 1.100 ha
Saat ini sudah ada 14 Poktan dari 2 Kecamatan di Kulonprogo yang bergabung dengan GP3K. Masih ada 1.175 Poktan dari 11 Kecamatan yang belum bergabung dan akan menjadi target binaan selanjutnya.
“Kami berharap dengan peningkatan hasil panen riil minimal 1 ton GKP per hektar, memicu Poktan tertarik untuk menjadi peserta GP3K” tutup Dirut PI Aas Asikin Idat. (Edri Gasyaf)