Penilaian Tingkat Maturitas Penerapan Manajamen Risiko (PMPMR) PT Petrokimia Gresik Tahun 2017

26 Oktober 2017 10:37 / Humas PG / 5729x dilihat

PT Petrokimia Gresik (PG) memandang perlu untuk menilai tingkat maturitas penerapan Manajemen Risiko (MR) guna memperoleh gambaran efektivitas penerapan MR dan guna mendapat masukan untuk perbaikan penerapan MR ke depan. Sehubungan hal tersebut, pada tanggal 16 - 20 Oktober 2017, PG melaksanakan Penilaian Tingkat Maturitas Penerapan Manajemen Risiko (PMPMR). Tim asesor PMPMR PG ditunjuk oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) yang terdiri dari 5 asesor dan 1 observer dari Pupuk Indonesia Group.

PMPMR Pupuk Indonesia Group sendiri diadakan 2 (dua) tahun sekali. Untuk sistem penilaian PMPMR tahun 2017 ini berbeda dengan sistem penilaian pada tahun 2015, saat ini menggunakan sistem kuesioner dan wawancara untuk Pejabat Grade I, Pejabat Grade II, dan Key Person Manajemen Risiko seluruh Unit Kerja dan dilanjutkan site visit. Opening PMPMR dilaksanakan di Wisma Kebomas tanggal 16 Oktober 2017 dibuka oleh Direktur Produksi, I Ketut Rusnaya yang dihadiri oleh Pejabat Grade I, Pejabat Grade II, dan Key Person Manajemen Risiko seluruh Unit Kerja yang dilanjutkan dengan pengisian kuesioner sejumlah 116 responden. Pada hari ke-2, dilakukan wawancara 35 orang terpilih dari hasil pengisian kuesioner. Pada hari ke-3, dilakukan site visit ke Unit Kerja Bagian Manajemen Risiko, Komp Audit Intern, Komp SDM, Dep Produksi III A, Lahan Disposal Gypsum, Lahan Reklamasi, Dep Tekinfo, dan Dep Promcansar. Pada hari ke-4, kerja mandiri Tim Asesor di Wisma Garbera.

Pada saat Closing Meeting tanggal 20 Oktober 2017 di Wisma Kebomas, disampaikan strength dan rekomendasi pemaparan penerapan MR. Arahan Direktur Produksi PG, I Ketut Rusnaya bahwa identifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi dapat digunakan untuk meningkatkan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko organisasi. Beliau juga menyampaikan bahwa beberapa poin yang dihasilkan oleh Tim Asesor Manajemen Risiko Pupuk Indonesia Group perlu mendapatkan perhatian dan tindaklanjut yang serius. Untuk budaya manajemen risiko yang sudah terwujud perlu dipertahankan dan ditingkatkan agar dapat mendukung peningkatan kinerja perusahaan.

(Joko Nugroho/Dep TKP & MR)