Pencabutan Subsidi Pupuk Riskan

18 Juli 2014 08:07 / http://www.pikiran-rakyat.com / 7819x dilihat

INDRAMAYU, (PRLM).-Kalangan pelaku pertanian menilai wacana yang dilontarkan oleh Menteri Pertanian Suswono soal penghapusan subsidi pupuk terlalu riskan bila diterapkan pada saat ini. Kajian yang komprehensif harus dilakukan sebelum menerapkan wacana tersebut menjadi sebuah kebijakan.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Indramayu, Sutatang mengatakan, bila wacana tersebut diimplementasikan, keuntungan yang dibawa petani akan semakin sedikit, bahkan tidak ada. Hal itu dia sebutkan dengan merujuk kepada harga gabah yang saat ini berada di kisaran Rp 4.500/Kg.

"Pencabutan subsidi pupuk akan membuat modal tanam yang harus dikeluarkan petani jadi melonjak. Padahal, harga jual gabah saat panen tidak dapat dipastikan selalu tinggi," ujarnya, Selasa (15/7/2014).

Dia menambahkan, persoalan subsidi pupuk juga berkaitan dengan modal tanam. Menurutnya, dengan menggunakan pupuk subsidi, modal tanam yang harus dikeluarkan petani rata-rata Rp 5 juta per hektare. Namun jika subsidi dicabut, maka modal yang harus dikeluarkan menjadi Rp 7 juta – Rp 8 juta per hektare.

Sutatang mengatakan, alasan Mentan Suswono berwacana mencabut subsidi pupuk karena program tersebut dianggap tidak efektif dan rawan penyimpangan.

Dia menilai, pemerintah seharusnya memperkuat Komisi Pengawas Pendistribusian Pupuk alih-alih mencabut subsidi pupuk, bila memang alasannya adalah proses subsidi tidak efektif dan rawan penyimpangan.

"Kalau memang dianggap ada faktor penyimpangan atau tidak efektif, ya unsur pengawasannya yang dibenahi, dengan pihak-pihak terkait," katanya.

Sementara itu, Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Jawa Barat, Entang Sastraatmadja mengatakan, meski wacana yang dikeluarkan Mentan Suswono menyebutkan adanya pengalihan anggaran subsidi pupuk kepada infrastruktur pertanian, sebaiknya harus ada kajian terlebih dahulu mengenai kemungkinannya.

"Persoalan penghapusan subsidi saat ini bisa dijadikan sebuah wacana. Sebagai bahan pemikiran, meski pengimplementasiannya tidak mudah. Akan tetapi, subsidi pupuk jangan dihentikan dulu," ujarnya.

Dia mengatakan, subsidi pupuk dalam lingkungan pertanian di Indonesia sudah berlangsung lama. Adanya subsidi pupuk juga sudah memberikan kesempatan kepada para petani untuk meningkatkan produksinya, sehingga pada gilirannya hal itu membantu meringankan kehidupan mereka.

"Sekarang, kalau misalnya pemerintahan yang baru didorong untuk menghapuskan subsidi pupuk pada tahun depan, dikhawatirkan itu terjadinya tiba-tiba. Petani tidak siap. Bahkan bisa saja petani menghadapi musibah," ujarnya. (Muhammad Ashari/A-89)***

Berita Terbaru

12 Nov 2024
11 Nov 2024
Petrokimia Gresik Aktif Mendorong Lahirnya Pahlawan Pangan Melalui Beasiswa Tani Muda Indonesia dan Taruna Makmur
11 November 2024 14:03 / Komunikasi Korporat PG / 48x dilihat
09 Nov 2024
Peduli Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Petrokimia Gresik Kirimkan Bantuan
09 November 2024 08:57 / Komunikasi Korporat PG / 23x dilihat
07 Nov 2024