NPK Phonska Plus, Cegah Defisiensi Seng (Zn)

17 November 2016 21:49 / Humas PG / 85633x dilihat

PT Petrokimia Gresik (PG) meluncurkan pupuk NPK Phonska Plus dihadapan 170 distributornya yang berasal dari provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), di Kota Denpasar, Bali, Kamis malam (17/11).

Ini untuk menjawab temuan International Fertilizer Association (IFA), yang menyebutkan 50% kondisi lahan pertanian dunia mengalami defisiensi unsur hara mikro Seng yang cukup signifikan. Peta defisiensi Seng menunjukkan bahwa Indonesia termasuk wilayah dengan defisiensi terparah di dunia.

Selain pada tanah, IFA menyebutkan 1/3 populasi dunia atau sekitar 2 miliar manusia juga mengalami defisiensi nutrisi Seng pada tubuh. Adapun kebutuhan nutrisi Seng pada manusia utamanya berasal dari asupan pangan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya perbaikan dan pengembalian unsur hara mikro Seng pada lahan pertanian.

NPK Phonska Plus dikemas dalam kantong dengan berat bersih 25 kilogram, berbentuk granul, berwarna putih, dan bersifat higroskopis (mudah larut dalam air). Dengan kandungan, unsur hara makro lengkap seperti Nitrogen (N), P2O5 atau Fosfat (P), dan Kalium (K2O) dengan kadar masing-masing 15%. Selain itu juga terdapat unsur hara mikro seperti Sulfur (S) 9% dan Zinc atau Seng (Zn) sebesar 2.000 part per million (ppm). Penambahan unsur hara mikro Seng inilah yang membedakan NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska bersubsidi biasa.

“Kami ingin menawarkan solusi terhadap masalah defisiensi Seng pada lahan pertanian, sekaligus menawarkan pupuk NPK non-subsidi dengan kualitas yang jauh lebih baik namun tetap dengan harga terjangkau,” ujar Dirsar PG Meinu Sadariyo.

Sebagai salah satu unsur hara mikro esensial bagi tanaman, Seng bermanfaat dalam memaksimalkan penyerapan unsur hara makro N, P, dan K. Seng berfungsi mendukung pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji / buah, dan memperkuat daya tahan tanaman terhadap hama / penyakit. Kekurangan Seng berdampak pada kekerdilan tanaman, daun mengecil, ketegaran tanaman berkurang, serta ukuran bulir / buah kecil.

Pada manusia, Seng merupakan zat gizi mikro mutlak yang diperlukan oleh tubuh. Seng berperan penting pada pertumbuhan dan pembelahan sel serta sistem kekebalan. Kekurangan Seng pada manusia dapat mengakibatkan pertumbuhan terhambat, penyembuhan luka terlambat, dermatitis, infeksi, diare, perubahan neurologis, bahkan kematian.

Antusiasme terhadap NPK Phonska Plus cukup tinggi. Selama Oktober s.d November 2016, total realisasi permintaan telah mencapai 3.000 ton. Rinciannya, 1.000 ton dari Jawa-Bali dan 2.000 ton dari luar Jawa-Bali (terutama Sumatera dan Sulawesi). Hal ini membuat PG memproduksi dan mendistribusikan NPK Phonska Plus lebih awal dari jadwal peluncurannya.

Selain meluncurkan dan memperkenalkan pupuk NPK Phonska Plus, PG juga melakukan penjualan langsung kepada distributor yang hadir. Target penjualan pada malam hari ini adalah 2.000 ton.

“Melihat minat yang tinggi di berbagai daerah, kami optimis target penjualan 2.000 ton NPK Phonska Plus pada malam ini tercapai,” tambah Dirsar PG Meinu Sadariyo.

Dari segi kualitas, NPK Phonska Plus telah melewati serangkaian uji coba di sejumlah titik (Kediri, Tabanan, Lombok, Jember, dan Boyolali) bekerjasama dengan universitas dan Balai Penelitian Tanaman Pertanian (BPTP). Uji coba ini membandingkan penggunaan NPK Phonska Plus (NPKS+Zn) dengan NPK Phonska biasa (NPKS, tanpa Seng).

Uji coba dilakukan dengan perlakuan dan dosis pemupukan yang sama pada komoditas padi, yaitu menggunakan formulasi 5:3:2 atau 500 kg pupuk organik Petroganik, 300 kg NPK Phonska Plus, dan 200 kg Urea per hektar sawah.

“Hasil uji coba ini, NPK Phonska Plus terbukti mampu meningkatkan panen rata-rata 0,59 ton per hektar gabah kering panen atau 11% lebih besar jika dibandingkan dengan padi yang menggunakan pupuk NPK Phonska biasa tanpa Seng,” ujar Dirsar PG Meinu Sadariyo.

Sedangkan pada tanaman jagung, uji coba NPK Phonska Plus dilakukan di Jember, Jawa Timur, mampu meningkatkan hasil panen 8% atau 0,68 ton per hektar lebih besar dibandingkan dengan NPK Phonska (NPKS) biasa tanpa Seng.

Selain uji coba, PG juga melakukan demonstration plot (demplot) padi sebanyak 772 demplot di 95 kabupaten (8 provinsi) selama 2015-2016. Tujuan demplot adalah untuk melihat konsistensi hasil uji aplikasi di lokasi lain dengan kondisi yang lebih beragam. Demplot membandingkan penggunaan pupuk NPK Phonska Plus (NPKS+Zn) dengan pemupukan kebiasaan petani setempat.

“Dari demplot ini kami dapatkan rata-rata peningkatan panen 0,85 ton gabah kering panen per hektar atau naik 13% jika dibanding hasil aplikasi pemupukan petani setempat,” ujar Dirsar PG Meinu Sadariyo.

Oleh karena itu, untuk menjawab permasalahan defisiensi Seng pada lahan pertanian dan manusia, Dirsar PG Meinu Sadariyo menyatakan bahwa pihaknya akan mulai gencar mengampanyekan pentingnya unsur hara mikro Seng, sekaligus menyosialisasikan manfaat dan keunggulan NPK Phonska Plus pada awal tahun 2017 mendatang.

Dari segi ketersediaan produk, realisasi produksi NPK Phonska Plus telah mencapai 3.228 ton, dengan realisai distribusi ke Jatim, Bali, dan NTB sebesar 1.050 ton. PG kembali menargetkan produksi 15.000 ton pada bulan Oktober s.d Desember 2016. Sedangkan pada tahun 2017, PG menargetkan total produksi 100.000 ton.

“Kami akan sosialisasikan kepada petani mengenai pentingnya Seng pada lahan pertanian dan manusia. Sehingga kita tidak sekedar fokus pada unsur hara makro saja, tetapi unsur hara mikro juga penting untuk diperhatikan,” tutup Dirsar PG Meinu Sadariyo. edri/isp.-