Klaster Agribisnis PKG Tingkatkan Daya Saing Petani

04 Februari 2014 11:50 / Humas PKG / 6919x dilihat

Dalam rangka meningkatkan daya saing petani, PT

Petrokimia Gresik (PKG), bekerjasama dengan distributornya (CV Lestari Mulyo),

meluncurkan program Pengelolaan Agribisnis Pertanian Terpadu Abadi, atau lebih

dikenal dengan Klaster Agribisnis, di Tulungagung, Jawa Timur, Senin (27/1/14).

Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha

tani dan pada akhirnya akan meningkatkan daya saing petani. Program serupa juga

telah berjalan di Bojonegoro dan Tuban, Jawa Timur.

Program Integrasi Agribisnis Abadi merupakan sebuah skema usaha/bisnis yang dikelola secara terintegrasi mulai dari hulu sampai ke hilir. Skema ini melibatkan 3 pihak, yaitu petani penangkar benih, distributor (sebagai pengelola), dan petani GP3K (Gerakan Peningkatan Produktivitas Pangan Berbasis Korporasi).

Kegiatan ini dihadiri oleh Meneg BUMN Dahlan Iskan, Bupati Tulungagung Syahri Mulyo, Dirut PKG Hidayat Nyakman, beserta jajaran direksi holding PT Pupuk Indonesia dan Forpimda Tulungagung. Dalam kegiatan ini juga dilakukan tanam perdana padi program GP3K, sarasehan bersama petani, dan penandatanganan MoU antara produsen pupuk, pengelola/distributor, dan kelompok tani, disaksikan langsung oleh Meneg BUMN Dahlan Iskan.

Dalam skema ini, petani penangkar benih mendapat benih induk dan kawalan teknologi dari PKG serta pupuk dari distributor, sehingga produktivitasnya akan tinggi dan kualitas benih yang dihasilkan akan baik. Petani GP3K yang melakukan budidaya usaha tani dengan kawalan teknologi dari PKG dan benih serta pupuk yang disediakan oleh distributor dengan sistem pembayaran ‘yarnen’ (bayar setelah panen). Distributor berfungsi sebagai penyedia sarana produksi pertanian (benih, pupuk, maupun pestisida) dan pembeli (off taker) hasil produksi benih maupun gabah hasil panen.

Dalam pelaksanaannya, pertama, petani penangkar benih memperoleh benih induk dari PKG dan sarana produksi pertanian berupa pupuk dari distributor, seluruh hasilnya dibeli oleh distributor. Kedua, petani GP3K mendapatkan kawalan teknologi dan sarana produksi pertanian dari distributor, dan seluruh hasilnya dibeli oleh distributor dengan harga di atas ketentuan harga dasar gabah. Ketiga, distributor mengolah gabah yang didapat dari petani GP3K menjadi beras di Rice Milling Unit (RMU) untuk dijual ke Bulog dan pasar bebas. Sedangkan hasil samping pengolahan berupa dedak dan menir, dijual untuk keperluan peternakan dan pasar bebas.

Dalam program ini, CV Lestari Mulyo mengelola lahan GP3K seluas 7.427 hektar per musim tanam dengan jumlah petani 12.471 orang yang tergabung dalam 135 kelompok tani. Dengan rata-rata kepemilikan lahan 0,6 hektar per petani, jika dioptimalkan dengan skema 2 kali tanam padi dan 1 kali tanam jagung dalam satu tahun, maka akan memberikan pendapatan bagi petani rata-rata Rp. 1.650.000,- /bulan. Itupun dengan asumsi produktivitas padi yang dihasilkan 6 ton /ha dengan harga jual Rp. 3.500,- /kg dan produktivitas jagung 8 ton/ha dengan harga jual Rp. 2.800,-/ kg. Dengan pengelolaan GP3K, hasil panen padi dan jagung di lapangan dapat mencapai produktivitas yang lebih. Harga jualnya pun lebih mahal sebab mutu gabah maupun jagung yang dihasilkan lebih baik.

Melalui skema ini, pengelola binaan PKG ini telah berhasil mengembangkan bisnis lainnya seperti produksi pupuk organik, penangkaran benih, peternakan sapi, dan RMU. Usaha lain yang bisa dikembangkan antara lain ayam petelur dan persewaan alat-alat pertanian (pompa air, traktor, mesin panen, dan sebagainya).

Sebagai anggota holding PT Pupuk Indonesia, PKG dipercaya untuk mengelola 10 Program Integrasi Agribisnis Abadi. Sampai saat ini PKG telah membidik 13 calon pengelola dan 8 diantaranya telah lengkap. “Harapan kami program ini bisa diterapkan di daerah-daerah lainnya,” ucap Dirut PKG Hidayat Nyakman. (Edri/Hartono)