ITS Surabaya Belajar Pengelolaan SDM ke PG

09 November 2016 14:02 / Humas PG / 6084x dilihat
Tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya melakukan kunjungan kerja ke PT Petrokimia Gresik (PG) pada Selasa 8 November 2016. Rombongan disambut oleh GM Umum PG di Ruang Seroja.

GM Umum PG, Dwi Cahyo Junianto dalam sambutannya menjelaskan profil singkat tentang PG. Dimana PG memiliki kapasitas produksi pupuk 4.420.000 ton dalam setahun. Hampir 90 persen produksi PG didedikasikan untuk penugasan pemerintah, yaitu pupuk subsidi, guna mendukung program nasional ketahanan pangan.

PG sangat berharap jalinan komunikasi dengan civitas akademika khususnya dari perguruan tinggi seperti ITS bisa semakin dipererat, salah satunya melalui agenda kunjungan.

"Kami berharap melalui kunjungan ini, kerjasama antara PG dan ITS yang selama ini terjalin semakin berkembang positif," ujar Dwi Cahyo.

Pimpinan Rombongan LPPM ITS, Rusiya Arifinati mengatakan, tujuan timnya berkunjung untuk belajar pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) ke PG, sebab sekarang ITS sedang menuju ke Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

"Sebelumnya ITS adalah Perguruan Tinggi Negeri yang pengelolannya langsung oleh pemerintah pusat, jadi orang-orang didalamnya adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Sekarang ITS tengah mengajukan menjadi Perguruan Tinggi BHMN," ungkapnya.

Akibat menjadi BHMN, sekarang ITS harus bisa mengelola diri sendiri. Perguruan Tinggi yang saat ini sudah menjadi BHMN adalah Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, dan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

Bakal banyak yang diubah dari pergantian status itu. Untuk itu rombongan LPPM ITS belajar ke Perguruan Tinggi Swasta serta perusahaan yang sudah lama mengelola dirinya sendiri, seperti PG.

"Kami memilih PG karena dari informasi yang kami dapatkan, PG akan melakukan remunerisasi. Di ITS selama ini kan Pegawai Negeri, jadi asalkan golongannya sama, maka gajinya sama, meski beban kerja tidak sama. Sementara jika kami menjadi BHMN harus lebih efesien," terangnya.

Alasan berikutnya PG sering ada konvensi gugus kendali mutu. Salah satu wujud gugus kendali mutu PG adalah menerapkan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin). Penerapan 5R itu mengubah kebiasaan.

"Dalam upaya menuju Perguruan Tinggi BHMN ini, ITS ingin mengelola SDM sehingga lebih produktif lagi, khususnya masalah lingkungan dan administrasi," kata Rusiya.*/isp.-