Hujan Deras, Tetap Antusias Ikuti Tadabburan Bersama Cak Nun

23 Mei 2016 12:12 / Humas PG / 6074x dilihat

Cak Nun dan Kyai Kanjeng hadir di tengah-tengah karyawan PT Petrokimia Gresik (PG) dan masyarakat Gresik pada tanggal 20 Mei 2016 malam. Acara yang digelar di Halaman Gedung Serbaguna Tri Dharma PG itu merupakan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Serikat Pekerja Petrokimia Gresik (SKPG).

Acara yang dimulai pukul 19.00 hingga 01.00 WIB ini terbilang sukses. Meskipun sejak pukul 23.00 hujan deras mengguyur, tidak kurang dari 70 persen jamaah tadabburan tidak beranjak, justru semakin merapat ke panggung untuk mendengarkan pencerahaan dari Cak Nun. Ribuan jamaah kompak mengangkat terpal yang semula menjadi alas duduk dijadikan sebagai 'payung' bersama.

Tausiyah Cak Nun malam itu bertema "Nglaras Ikhlas Noto Lelaku: Dengan Nilai Spiritualitas Kita Jaga Moral dalam Bekerja"

Salah satu poin yang disampaikan Cak Nun, Alquran bukan hanya yang tertulis, tapi semua yang ada di alam semesta. hujan, panas, air mendidih, bulan berputar mengelilingi bumi itu semua alquran. Semua ini tanda-tanda kekuasaan Allah, bayangkan jika keseimbangan itu diubah sedikit saja, semua akan hancur.

"Jadi bersyukurlah. Besyukur jangan sampai ditawar," ujar Cak Nun yang memiliki nama lengkap Emha Ainun Najib.

Disampaikan Cak Nun juga, orang yang mengkhatamkan Alquran itu bukan hanya mereka yang tamat membaca Kita Suci Alquran, tapi juga semua orang yang bertindak seperti Alquran. Jadi semua perbuatan kita, harus berdasarkan Alquran.

Untuk itu diperlukan sebuah rem, sama seperti halnya kendaraan. Rem yang dimaksud Cak Nun adalah Imsak.

"Imsak itu bukan penanda waktu bagi kita untuk memulai puasa, tapi Imsak memiliki arti menahan diri. Seumur hidup manusia adalah Imsak. Hidup itu ibarat gas dan rem. Imsak itulah yang disebut rem," ungkapnya.

Di dalam tausiahnya, Cak Nun juga menyampaikan ilmu ikhlas. Kalau ingin ikhlas, ikutilah ilmu matematika.

Apapun kondisinya hasil dari 4 kali 5 tetap 20. Kalau namanya istri, ya apapun kondisinya harus kita terima itu istri, tidak ditawar dengan harapan kurang cantik, kurang langsing, atau lainnya. Dengan dasar itulah, ikhlas akan menghiasi setiap hati kita.

Acara tadabburan ini dibuka dengan penampilah grup Hadrah dari SKPG. Hadir pula dalam pengajian ini sejumlah budayawan dan pengurus Dewan Kesenian Gresik, Forum Pimpinan Daerah (Forpimda), Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupateb Gresik, Mansur Sodiq.

Ketua SKPG, Pinto berharap jamaah mendapatkan ilmu dari acara ini, sehingga perilaku kita yang kurang baik berubah menjadi baik, sedangkan yang sudah baik bisa menjadi lebih baik lagi.

"Semoga melalui pencerahan Cak Nun, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik," ujar Ketua SKPG dua periode itu.

Secara spontan, Pinto dan pengurus SKPG diminta Cak Nun menyanyikan lagu di tengah tausiah. Ketua SKPG memilih lagu campursari Sewu Kutho dari Didi Kempot. (Humas PG/isp.-)