Hemat Rp255,7 Miliar Berkat Inovasi, Petrokimia Gresik Raih "3 Stars" di Ajang Konvensi Inovasi Internasional 26th APQO

17 September 2021 09:30 / Komunikasi Korporat PG / 3740x dilihat

Empat predikat “3 Stars” atau kategori tertinggi berhasil diraih oleh Petrokimia Gresik, perusahaan Solusi Agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia dalam ajang konvensi inovasi internasional “26th Asia Pacific Quality Organization (APQO)” yang dilaksanakan secara virtual di Perth, Australia beberapa waktu lalu.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo, Kamis (16/9), menyatakan bahwa raihan prestasi di ajang internasional ini menjadi bukti keseriusan perusahaan dalam menumbuhkan dan mengelola budaya inovasi di perusahaan, hingga mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia industri di Indonesia bahkan hingga internasional.

"DNA Petrokimia Gresik adalah DNA Perubahan, sehingga inovasi telah menjadi bagian dari strategi pengembangan perusahaan," tandasnya.

Dalam ajang yang diikuti 57 tim dari berbagai negara ini, Petrokimia Gresik mengirim 4 (empat) Gugus Inovasi untuk bertanding. Keempatnya adalah Gugus Inovasi Operasional (GIO) Digital Office, GIO Fleksi, Sistem Saran (SS) Kuantitatif dan SS Sludar Sludur, yang telah berprestasi di tingkat nasional pada ajang Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) 2020.

“Seluruh tim yang kami kirim berhasil meraih predikat “3 Stars” yang merupakan kategori tertinggi di ajang ini,” imbuh Dwi Satriyo.

Adapun inovasi yang diciptakan oleh GIO Digital Office mampu menurunkan frekuensi masalah penciptaan naskah dinas dan mempercepat prosesnya. Inovasi tersebut mampu menyumbangkan penghematan sebesar Rp839,6 juta dalam waktu 13 bulan.

Selanjutnya, inovasi dari GIO Fleksi berhasil menurunkan Downtime Pabrik Urea 1A karena kegagalan bahan baku dari 67,7 jam/bulan menjadi 31,5 jam/bulan. Inovasi ini mampu mengasilkan potensi penghematan hingga Rp252 miliar dalam waktu 7 (tujuh) bulan.

Sedangkan SS Kuantitatif mampu menurunkan jumlah Pupuk ZA impor yang tidak sesuai spesifikasi (off spec) karena bau, dari 46 ribu ton menjadi 0 ton dengan Metode Volumetri, sehingga mengurangi potensi kerugian perusahaan akibat komplain dari end-user.

Terakhir, SS Slundar Slundur sukses memanfaatkan limbah padat hasil kolam IPAL sebagai bahan baku filler pada Pupuk NPK. Berdasarkan perhitungan verifikasi kinerja keuangan, penerapan inovasi tersebut menghasilkan penghematan sebesar Rp2,9 miliar dalam setahun.

“Inovasi yang dilakukan Petrokimia Gresik tersebut merupakan upaya peningkatan efisiensi, efektivitas, dan daya saing perusahaan untuk menjadi market leader dan dominant player di sektor Agroindustri,” tandas Dwi Satriyo.

Keikutsertaan Petrokimia Gresik di ajang APQO tahun ini bukanlah yang pertama kalinya. Pada 25th APQO tahun 2019, Petrokimia Gresik juga berhasil meraih empat predikat “3 Stars” dan “Best Impact on Transformation”. (*/Luhung/Wildan)